Satu Warga Solo Terdampak Banjir Meninggal di Pengungsian

ERA.id - Salah seorang warga meninggal akibat banjir yang merendam di kota Solo sejak Kamis (16/2/2023). Warga bernama Tamrin (85) ini meninggal di pengungsian Pendapa Kelurahan Kedunglumbu, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo, Jumat (17/2/2023). 

Lurah Kedunglumbu, Enny Susilowati membenarkan kejadian ini. Ia mengatakan, Tamrin merupakan warga RT 1/RW 1, Kelurahan Kedunglumbu, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo. 

”Memang saat ke sini sudah dalam kondisi gerah sepuh (sakit karena lanjut usia),” kata Enny pada Sabtu (18/2/2023). 

Enny menuturkan Tamrin yang merupakan warga RT 1/RW 1, Kedunglumbu, diketahui meninggal pada Jumat petang sekitar pukul 18.00 WIB. 

Setiba di lokasi pengungsian, ia langsung mendapatkan penanganan. PMI memeriksa kondisi semua warga yang mengungsi. Ada dua warga lansia, salah satunya Tamrin. 

”Kondisinya terus kami pantau. Makanan dan pemeriksaan kesehatan semua tidak masalah,” ucapnya. 

Tamrin sempat memeriksakan kondisi kesehatannya pada Jumat sore. Namun kondisinya sudah memburuk. 

Sebelum Tamrin diketahui meninggal, Enny mengatakan, yang bersangkutan mengontrol kondisi warganya itu pada Jumat sore. 

”Saya juga sempat menanyakan ke keluarganya. Lalu jam 6 lewat sedikit, selepas salat magrib, baru saja selesai salam, saya diberitahu Pak Tamrin meninggal," katanya. 

Jenazah Tamrin langsung dipindah dan disemayamkan di PAUD Mawar Kedunglumbu yang berlokasi di depan kantor kelurahan setempat. 

Lebih lanjut Enny mengatakan prosesi pemakaman dilangsungkan Sabtu siang. Jenazah Tamrin akan dimakamkan di Taman Pemakaman Umum (TPU) Danyung, Grogol, Sukoharjo. 

"Prosesi pemakaman juga akan ditangani pemerintah, termasuk ada bantuan juga dari Pak Wakil Wali Kota (Teguh Prakosa)," katanya.

Semenara itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) berencana melakukan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) di wilayah Solo dan Sukoharjo. Hal ini untuk mengantisipasi jika ke depan cuaca di dua wilayah ini makin memburuk. 

Namun untuk itu perlu adanya penetapan status darurat bencana dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Hal ini disampaikan oleh Kepala BNPB Suharyanto usai rapat koordinasi di Ruang Natapraja, Kompleks Balai Kota Solo, Minggu (19/2/2023). 

Ia menjelaskan jika dalam beberapa hari ke depan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) masih memperkirakan terjadi hujan lebat di wilayah Jawa Tengah. Perkiraan ada 20 kota/kabupaten yang cuacanya buruk dari awal tahun 2023. Kondisi ini juga membuat Kota Semarang terendam banjir di beberapa wilayah. 

”Kami juga telah berkoordinasi dengan BMKG dan saat ini menunggu status tanggap darurat yang dikeluarkan Provinsi Jawa Tengah. Mudah-mudahan tidak terlalu lama,” katanya. 

TMC ini diprediksi bisa mengurangi dampak curah hujan yang tinggi. Sehingga tidak memperparah kondisi, mengingat sebagian wilayah di Solo dan Sukoharjo masih terendam banjir.

”Saat ini Solo dan Sukoharjo sudah diberlakukan tanggap darurat bencana selama 14 hari ke depan,” ucapnya. 

Terkait banjir ini, BNPB juga akan melakukan mitigasi, rehabilitasi hingga rekonstruksi agar dampaknya lebih kecil dari sekarang jika terjadi cuaca ekstrim. Pemkot Solo dan Pemkab Sukoharjo akan berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS). 

"Supaya apabila terjadi curah hujan seperti kemarin dampaknya lebih kecil atau bahkan tidak ada," ujarnya.