Evaluasi Banjir dengan Gibran, BBWSBS Ajukan Anggaran Rp50 Miliar untuk Tangani Banjir di Solo
ERA.id - Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) mengajukan anggaran ke Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sebesar Rp50 miliar. Anggaran ini digunakan untuk penanganan banjir di kota Solo.
Kepala BBWSBS Maryadi Utama pasca berkoordinasi dengan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka di Balai Kota Solo, Selasa (28/2/2023). Ia berkoordinasi dengan Pemkot Solo untuk mengantisipasi banjir di kota Solo ke depannya. Selain itu beberapa hal yang menjadi evaluasi banjir di kota Solo dua pekan lalu juga menjadi pembahasan.
"Tadi kita baru saja rakor dengan Pak Wali terkait ke depan banjir di kota Solo. Langkah-langkah sudah kita petakan," katanya.
BBWSBS sudah mengevaluasi, titik-titik mana yang berpotensi ada luapan banjir. Salah satu titiknya di sungai Sumpingan dan di Joyotakan yang meluap pada banjir dua pekan lalu.
"Kita akan buat parapet sepanjang 150 meter dan akan ada penambahan kapasitas pompa. Sudah kami usulkan," katanya.
Untuk parapet ini kebutuhan anggarannya mencapai Rp50 miliar. Selain untuk parapet, anggaran ini akan digunakan untuk pengadaan pompa air, pembuatan stasiun pompa hingga normalisasi sungai dan anak sungai Bengawan Solo.
"Mohon doanya, setelah disetujui pak Menteri, akan kami ajukan segera. Mudah-mudahan kita selesaikan," ucapnya.
Untuk pintu air yang ditambahkan, akan ada beberapa titik, di antaranya di pompa Kedung Kopi, pintu air Demangan II, dan di pintu air Jebres I dan II. "Daerah yang di Solo Safari kita amankan," ucapnya.
Maryadi meyakini jika anggaran tersebut dapat mengatasi persoalan banjir di kota Solo. Sebab dengan penambahan pompa air berkapasitas 500 liter/detik dua unit, ia meyakini bisa mengantisipasi banjir di kota Solo.
Apalagi banjir dua pekan lalu disebabkan curah hujan tertinggi selama 16 tahun belakangan. Sehingga curah hujan ini yang tertinggi sejak tahun 2007.
"Hujan kemarin itu terjadi selama 10 jam dan berbarengan di semua hulu. Debut air dari Klaten khususnya sungai Dengkeng dan sungai Samin serta di Wonogiri semua masuk di Bengawan yang menyebabkan stasiun air di Jurug siaga merah," katanya.
Sementara itu Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka mengatakan bahwa wilayah Joyotakan merupakan wilayah paling rawan dengan banjir. Pemkot Solo akan menentukan lokasi kolam retensi air di wilayah ini untuk mengurangi risiko banjir.
"Kami melakukan normalisasi di Kali Premulung, Jenes yang lebih padat," katanya.