Tagar #2019GantiPresiden Disukai Pengguna Media Sosial
Dari data survei mereka, sebanyak 63,2 persen dari angka itu menyukai tagar tersebut. Sementara itu, 30 persen menyatakan tidak suka, dan 6,8 persen lainnya memilih tidak tahu atau tidak menjawab. Jumlah itu diambil dari 28,5 persen responden pengguna yang media sosial berdasarkan data mereka.
Peneliti LSI Ardian Sopa mengungkapkan, angka 63,2 persen kesukaan terhadap tagar #2019GantiPresiden merupakan kalkulasi dari 3 platform besar media sosial, Facebook, Twitter dan Instagram. Jika dirata-ratakan tiap platform, setidaknya ada 56 persen dari total penggunanya yang menyukai tagar tersebut.
"Kita memang tidak membagi kira-kira #2019GantiPresiden ini sukanya di 3 plaform ini yang mana. Tetapi kita lihat secara keseluruhan dari pengguna Facebook, Twitter, dan Instagram," ujar Ardian di kantor LSI, Rawamangun, Jakarta Timur, Rabu (5/9/2018).
Meski demikian, persentasi itu menunjukan grafik penurunan apabila dibandingkan dengan sebelum Pilkada 2018 lalu. Namun, tagar ini masih bisa naik atau bahkan ditinggalkan, tergantung pengolahan opini ke depannya.
"Tetapi sebulan terakhir, kenaikan ini tidak terjadi lagi. Tetapi posisinya stagnan dari awalnya 5-10 persen menjadi stagnan. Ke depannya apakah bisa naik atau tidak tergantung dari pengolahan opini yang ada di masyarakat," ucap Ardian.
Di sisi lain, tidak bisa dipungkiri tingginya kesukaan terhadap #2019GantiPresiden menambah elektabilitas Prabowo Subianto pada Pemilu 2019. Jumlah dukungan terutama dari netizen bisa terus mengalir untuk Prabowo dan pasangannya, Ssandiaga Uno.
"Sejauh ini kita saksikan memang betul (menambah dukungan untuk Prabowo). Bahkan tidak hanya di tagarnya saja, tetapi di pengguna media sosialnya sendiri bisa menaikan dukungan terhadap Prabowo-Sandi," jelasnya.
Survei LSI Denny JA ini bertema 'Pertarungan Pilpres di Media Sosial'. Survei ini menggunakan metode multistage random sampling dengan margin of error sebesar +/- 2,9 persen yang dilaksanakan kepada 1.200 respoden pada 12-19 Agustus 2018 di 33 Provinsi di Indonesia.
Data survei menunjukkan sebanyak 28,5 persen pemilih menyatakan sebagai pengguna media sosial. Sementara itu, sebanyak 71,5 persen memyatakan bukan pengguna media sosial. Dalam hal ini, media sosial yang paling populer sebagai acuan adalah Facebook, Instagram, dan Twitter.