Polisi Ungkap Hasil Autopsi Mahasiswa yang Tewas Saat Diksar Mapala Teknik 09 Unhas: Gagal Jantung
ERA.id - Hampir tiga bulan lamanya, polisi menyelidiki penyebab kematian Virendy Marjefy Wehantouw, mahasiswa yang tewas saat ikut Pendidikan Dasar (Diksar) Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) Teknik 09, Universitas Hasanuddin Makassar. Pemuda 19 tahun itu, adalah mahasiswa jurusan arsitektur.
Ia meninggal dunia dalam penanganan medis di rumah sakit di Kota Makassar tak lama setelah ikut Diksar Mapala di Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Sabtu (14/1/2023). Polisi pun mengungkap hasil autopsi terkait dugaan kematian tak wajar yang selama ini diyakini keluarga korban.
“Kalau menurut hasil autopsi dari dokter itu, akibat kegagalan sirkulasi fungsi peredaran darah ke jantung terhambat karena ada sumbatan lemak,” kata Kepala Unit Tindak Pidana Umum Polres Maros Ipda Wawan Hartawan saat dikonfirmasi, Jumat (10/3/2023) petang.
Pihak keluarga Virendy melaporkan kasus kematian tak wajar ke Polres Maros, pada Minggu (15/1/2023). Laporan dilayangkan setelah pihak keluarga menemukan sejumlah luka di tubuh korban saat meninggal dunia. Di antaranya luka gores di sejumlah bagian tubuh hingga lebam pada rusuk kiri korban.
Sepanjang proses penyelidikan, penyidik Polres Maros juga telah memeriksa banyak saksi. Mulai dari pihak panitia penyelenggara diksar dan pengurus internal Mapala Teknik 09 Unhas, rekan, hingga pihak keluarga korban. “Ada kurang lebih 30 orang diambil keterangan,” ucap Wawan.
Wawan bilang, kasus ini telah ditingkatkan statusnya ke tahap penyidikan. Keterangan saksi dan hasil autopsi dijadikan sebagai alat bukti tambahan dalam proses gelar perkara untuk penetapan tersangka dalam waktu dekat. “Kita tunggu karena belum ada rekomendasi gelar dari Polda (Sulsel),” ujar Wawan.
Wawan menegaskan, kasus ini jadi perhatian publik mengingat banyak desakan yang diterima untuk mengungkap pelaku dibalik kasus tewasnya perserta diksar. Terlebih desakan dari pihak keluarga korban. “Ini perkara yang diatensi,” tegasnya.
Imbas tewasnya mahasiswa, pihak Unhas telah mengeluarkan rekomendasi beberapa hari setelah kejadian itu untuk membekukan sementara seluruh aktivitas di lingkup Mapala Teknik 09 sampai jangka waktu yang belum ditentukan. Pihak Unhas juga telah bertemu dengan keluarga korban. Mereka menyampaikan belasungkawa atas kejadian itu.
“Setelah mendengar adanya berita kematian mahasiswa, saya (Rektor Unhas) memerintahkan secara lisan kepada Wakil Rektor bidang Akademik dan Kemahasiswaan untuk segera mendatangi rumah sakit karena pada saat bersamaan ada agenda yang telah dijadwalkan sebelumnya sehingga saya tidak dapat hadir secara langsung,” kata Rektor Unhas Prof Jamaluddin Jompa melalui Kepala Bagian Humas Unhas Ahmad Bahar dalam keterangan tertulisnya.