Eksplorasi Lebih Jauh Gaya Punk Couture, Harry Halim Persembahkan Pagan Poetry yang Terinspirasi dari Kisah-Kisah Penyihir

ERA.id - Desainer Harry Halim terkenal akan estetika romantis dalam desain-desain eksperimental. Perpaduan ini diwujudkan lewat siluet struktural dan potongan yang kenes.

Kali ini HARRY HALIM muncul dengan koleksi terbaru untuk Fall-Winter 2023 yang disebut Pagan Poetry. Koleksi ini diluncurkan dalam pagelaran tunggal belum lama ini di Jakarta.

Pagan Poetry mengeksplorasi lebih jauh gaya punk couture yang dibangun jenama Harry Halim, dengan pengaruh subkultur Gothic yang kental. Tajuk Pagan Poetry terinspirasi dari kisah-kisah penyihir dalam sebuah kultus (coven).

Koleksi Pagan Poetry persembahan Harry Halim (Era.id/vessy)

Harry Halim mengundang penyihir-penyihir masa kini untuk berkumpul merayakan cinta dan kebebasan. Narasi optimis ini sekaligus mengakhiri melankolia yang menjiwai koleksi Harry Halim sejak dua koleksi sebelumnya, Devotion dan The Impossible Love.

“Saya membayangkan membuat coven saya sendiri,” ujar Harry dalam konferensi persnya.

“Saya ingin sesuatu yang terlihat kelam, tetapi pada saat yang sama, meriah. Selalu ada romantisme dalam kegelapan. Setelah musim

kemarin, saya butuh kebaruan," ucap desainer yang telah membusanai selebritas ternama dunia seperti Lady Gaga, Dua Lipa, Cardi B, Anggun C Sasmi, dan Chaelin CL.

Harry Halim menggunakan material berbahan kulit nabati, beludru, sutra, serta sejumlah bulu sintetis (faux fur) dan wol. Sesuai dengan estetika Harry Halim, selain palet dasar hitam dan merah, serta cokelat dan chestnut dari kulit, terdapat sisipan warna-warna menyala seperti hijau, ungu, dan turquoise.

Koleksi Pagan Poetry persembahan Harry Halim (Era.id/vessy)

Siluet nirgender seperti korset pria dan celana gaun, favorit dari koleksi sebelumnya, dijelajahi lebih jauh dalam koleksi ini. Untuk musim ini, sepatu andalan Harry Halim, KITANA boots, divariasi dengan aksen bulu dan hak tumit berbentuk tabung.

“Saya mengembangkan kembali sejumlah tampilan dari koleksi sebelumya agar lebih cocok untuk red carpet,” jelas Harry Halim yang memulai debutnya di Paris Fashion Week 2012.

“Tiap warna akan merepresentasikan karakter yang berbeda dalam sebuah

coven.”

Jenama MAHIJA gubahan desainer perhiasan kontemporer, Galuh Anindita, kembali menjadi tandem Harry Halim. Mahkota duri yang pertama muncul dalam kolaborasi mereka di Paris Fashion Week 2022 kembali muncul sebagai perhiasan signature.

Desain berduri ini dielaborasi lebih lanjut dalam keseluruhan aksesoris dan turut menjadi ornamentasi busana. Harry Halim memilih presentasi tunggal untuk meneruskan kesuksesan koleksi sebelumnya.

Presentasi pertamanya di Indonesia dalam Jakarta Fashion Week 2023 silam mendapatkan respon positif dari pasar Indonesia.

“Lewat pagelaran ini, saya ingin menyampaikan cinta saya kepada publik Indonesia,” tutupnya.