Ngeri, Korban Dukun Pengganda Uang Banjarnegara Jadi 12 Orang, Dibunuh 6 Bulan hingga 2 Tahun Silam
ERA.id - Korban kasus pembunuhan dukun pengganda uang di Banjarnegara bertambah. Setelah menemukan 10 korban, polisi menemukan dua jasad lagi saat penggalian, Selasa (4/4/2023).
“Ditemukan dua mayat lagi, total 12 korban,” ujar Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Polisi Iqbal Alqudussy, Selasa.
Tersangka diketahui bernama Tohari alias Mbah Slamet (46) warga Desa Balun, Kecamatan, Wanayasa Kabupaten Banjarnegara. Pelaku berpura-pura menjadi dukun yang bisa menggandakan uang dan setelah mendapatkan harta korban kemudian tersangka membunuh korban dan dikuburkan di tengah hutan.
Kejadian ini terungkap dengan penemuan mayat seorang korban, PO (53), asal Sukabumi di jalan setapak ke hutan Desa Balun.
“Setelah berada di rumahnya, saat itu Saudara Slamet mengajak korban memasuki salah satu ruangan untuk melakukan ritual penggandaan uang,” kata Hendri.
Pada 20 Maret 2023 lalu, PO dilaporkan tak kembali setelah mengunjungi rumah Slamet. PO sempat mengirim pesan ke pihak keluarga dan mengirim lokasi rumah Slamet.
“TAKUT AYAH MATI INI SHARE LOK PAK SLAMET’,” tulis pesan Whatsapp PO kepada anaknya.
Dari laporan tersebut, polisi bergerak dan mengungkap tewasnya PO hingga menangkap Slamet. Polisi telah menyita sejumlah barang bukti, termasuk 9 butir potassium dan 19 butir obat berwarna putih yang digunakan untuk pembunuhan.
Slamet dijerat pasal 338 dan 340 KUH Pidana tentang pembunuhan dan pembunuhan berencana dengan ancaman penjara paling lama 15 dan 20 tahun penjara.
Yang menghebohkan, dari hasil pemeriksaan, Slamet mengakui PO bukan korban bukan satu-satunya. Pada Senin (3/4/2023), selain mayat PO, ditemukan sembilan mayat korban lain yang dikubur di lahan milik Slamet.
Korban disebut berasal dari sejumlah daerah, seperti Yogyakarta dan Palembang. Dari 10 korban tersebut, 7 orang adalah laki-laki dan 3 perempuan. Adapun hari ini polisi menemukan dua korban lagi, sehingga total korban berjumlah 12 orang. Sebagian jasad yang dievakuasi bahkan sudah berupa tulang dan tengkorak yang diduga telah meninggal di kisaran 6 bulan hingga 2 tahun silam.
Polda Jateng pun mengimbau warga yang kehilangan keluarganya untuk segera melapor jika ada keluarganya yang menghilang. “Tim DVI Polda Jateng masih terus melakukan identifikasi korban,” kata Iqbal.