Bebas dari Lapas Sukamiskin, Anas Singgung Pihak yang Susun Skenario Jebloskan Dirinya ke Bui, Siapa?

ERA.id - Terpidana korupsi pembangunan Pusat, Pelatihan, Pendidikan, dan Sekolah Olahraga Nasional (P3SON) Hambalang, Anas Urbaningrum telah bebas dari Lapas Kelas I Sukamiskin Bandung pada Selasa (11/4/2023).

Anas Urbaningrum keluar dari Lapas Kelas I Sukamiskin sekitar pukul 13.29 WIB. Saat keluar, saat telihat memakai baju bernuansa putih dan peci hitam lengkap dengan kacamatanya serta sebuah tas hitam.

Keluarnya Anas Urbaningrum disambut oleh sejumlah politisi seperti Saan Mustopa, I Gede Pasek Suardika, Rifki Karsa Yuda, dan lainnya. Selain itu, ratusan mahasiswa yang tergabung dalam organisasi mahasiswa HMI pun turut mengiringi keluarnya Anas Urbaningrum.

Anas Urbaningrum saat keluar dari Lapas Kelas I Sukamiskin (Reza Deny/Era.id)

Setelah keluar dari Lapas Kelas I Sukamiskin, Anas Urbaningrum pun memenuhi janjinya untuk menyampaikan pidato. Sebelum mulai berpidato, Anas Urbaningrum pun mendapatkan sorokan yang meriah dari massa yang menyambutnya.

Dalam pidatonya, Anas Urbaningrum menyampaikan permintaan maaf yang ditujukan kepada pihak yang berharapkan dirinya mendapatkan hal-hal buruk. Namun, Anas Urbaningrum tidak menyebutkan secara rinci pihak siapa dan mana yang dimaksudnya.

"Pertama mohon maaf kalau ada yang berpikir bahwa saya yang ditempatkan di tempat ini mati membusuk, kalau ada yang berpikir saya menjadi bangkai fisik dan bangkai sosial. Minta maaf bahwa itu Alhamdulillah tidak terjadi. Alhamdulillah dengan dukungan keluarga, teman, dan sahabat, saya masih bisa hadir, hidup tegak berdiri, bukan hanya hidup saya hadir di sini dengan sadar, sehat, dan waras," kata Anas Urbaningrum.

Anas Urbaningrum pun kembali menyatakan permintaan maafnya. Kali ini permintaan maafnya ditujukan kepada pihak yang mengharapkan hubungannya dengan sahabatnya rusak selama ia mendekam di lapas. Sebab, Anas Urbaningrum cukup lama mendekam di lapas, sekitar 9 tahun 3 bulan.

"Mohon maaf kalau ada yang berpikir dengan waktu yang lama itu kemudian bisa memisahkan saya dengan sahabat saya seperjuangan," tuturnya.

Mantan Ketua Umum Partai Demokrat itu kembali menyampaikan permohonan maaf kepada pihak yang mungkin menyusun skenario penjeblosan dirinya ke hotel prodeo.

"Mohon maaf kalau ada yang menyusun skenario besar, dengan memasukkan saya dalam waktu yang lama di tempat ini, menganggap bahwa Anas Urbaningrum sudah selesai. Skenario boleh besar, boleh hebat tetapi sehebat apapun, sekuat apapun, serinci apapun skenario manusia tidak akan mampu mengalahkan skenario Tuhan," lanjutnya.

Ia pun meyakini selama dirinya menjalani hukuman di Lapas Kelas I Sukamiskin, jiwa dan raganya tidak bisa dipisahkan dengan gerak hidup dan denyut nadi Indonesia. Hal itu dikarenakan dirinya memiliki ikatan batin, rasa, nilai, spirit, komitmen, dan keberanian untuk terus melangkah maju.

"Semua itu akan membuat yang berpikir. Jadi mohon maaf seperti tidurnya di siang hari, tidur di siang bolong, jadi saya sungguh mohon maaf," kata dia.

Di akhir pidatonya, Anas Urbaningrum mengungkapkan, dalam tradisi para aktivis, pertandingan dan kompetisi itu hal biasa. Sebab, sebagai aktivis diajarkan hal itu sejak kecil.

Akan tetapi, dalam konteks demokrasi, pertandingan merupakan yang jujur, fair terbuka dan objektif. Sehingga, cara kotor atau menggunakan teknik lama seperti mematikan rekan atau lawan politik dengan memakai pihak lain itu tidak elok.

"Tidak boleh pakai teknik lama, nabok nyilih tangan (memukul dengan memakai tangan orang lain). Itu (demokrasi) pertandingan yang jujur, kalau tidak ada pertandingan yang jujur, sesungguhnya buat para aktivis tidak tertarik untuk ikut pertandingan. Itulah yang ingin saya sampaikan," sambungnya.

Dalam kesempatan itu, Saan Mustopa dan I Gede Pasek Suardika memberikan sebuah buku kepada Anas Urbaningrum.

Setelah prosesi selesai, Anas Urbaningrum pun menuju sebuah mobil hitam yang telah menantinya. Dalam perjalanannya menuju mobil, sejumlah simpatisan pun membuat barier agar Anas Urbaningrum tidak terhalang oleh massa yang memadati halaman Lapas Kelas I Sukamiskin.