Manjat Instalasi Seni Publik dan Terjebak, Seorang Pria Ditangkap Atas Kerusakan

ERA.id - Seorang pria yang terperangkap di dalam instalasi seni publik ditangkap setelah berhasil diselamatkan. Ia diamankan karena menyebabkan kerusakan.

Petugas pemadam kebakaran Edmonton menerima panggilan untuk menyelamatkan seorang pria yang terjebak di dalam instalasi seni publik, Minggu (10/4/2023). Polisi menerima telepon sekitar pukul 20:30 waktu setempat untuk bergegas datang ke Talus Dome.

Pria yang tidak diketahui identitasnya itu berada di dalam gundukan bola baja tahan karat yang dipoles tanpa jalan keluar. Ia diketahui masuk ke dalam instalasi seni dengan cara memanjat gundukan bola baja sebelum akhirnya terjebak dan tidak bisa keluar.

"Rasanya seperti melihat tikus jatuh ke dalam ember. Dia hanya berlarian di dalamnya mulai ketakutan karena dia tidak bisa keluar," kata seorang saksi, Connor Schwindt, dikutip CBC, Rabu (12/4/2023).

Polisi mengatakan untuk menyelamatkan pria itu, petugas pemadam kebakaran harus memotong struktur instalasi seni dan mengeluarkan salah satu bola. Sebanyak tiga kru, termasuk tim penyelamat teknis dipanggil untuk menyelamatkan pria itu selama kurang lebih setengah jam.

"Untuk melepaskan pria itu, petugas pemadam kebakaran harus memotong struktur dan mengeluarkan salah satu bola," kata Sarah Jackson, juru bicara Layanan Penyelamatan Kebakaran Edmonton.

Setelah berhasil diselamatkan, pria itu ditangkap atas kerusakan yang ditimbulkan akibat memanjat bola baja itu. Dia didakwa satu tuduhan dan denda lebih dari USD5.000 (Rp74 juta) dan kemudian dibebaskan.

"Penyelidikan lebih lanjut oleh polisi mengungkapkan bahwa laki-laki tersebut menyebabkan kerusakan pada beberapa bola saat memanjat di atas bangunan tersebut," kata seorang juru bicara polisi kepada People.

Diketahui instalasi seni Talus Dome dikelola oleh Edmonton Arts Council, yang merupakan bagian dari Koleksi Seni Umum Kota Edmonton. Dibangun tahun 2011, struktur yang dirancang oleh seniman yang berbasis di California, Benjamin Ball dan Gaston Nogues menelan biaya sekitar USD600 ribu (Rp8 miliar).