Pemantauan Hilal Penentuan 1 Syawal 1444 H di Sulsel Berbeda, Tunggu Hasil Sidang Isbat Kemenag Pusat

ERA.id - Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Sulawesi Selatan, baru saja melaksanakan pemantauan hilal untuk menentukan 1 Syawal 1444 Hijriah. Pemantauan digelar di Pantai Galesong, Kabupaten Takalar, Kamis (20/4/2023). Kemenag bekerjasama dengan BMKG wilayah IV Makassar, Pengadilan Agama Sulsel, dan Badan Hisab Rukyat (BHR) Sulsel. 

Ormas Islam seperti Nahdlatul Ulama serta Muhammadiyah juga terlibat dalam pemantauan ini. Berdasarkan hasil perhitungan BHR Sulsel, matahari terbenam di Makassar, hari ini, pukul 18.01 WITA dengan ketinggian hilal 1 derajat 33”.  Ketua BHR Sulsel Abbad Padil mengungkapkan, penampakan hilal menghasilkan dua pendapat berbeda. 

“Pertama, bagi yang menggunakan metode Wujudul Hilal, berpendapat 1 Syawal 1444 H jatuh pada Jumat, 21 April 2023. Kedua, bagi yang menggunakan metode Imkanur Rukyat, maka berdasarkan kriteria yang disepakati oleh forum MABIMS, dimana menetapkan posisi hilal diangka 3 derajat, maka Idul Fitri 1 Syawal 1444 H/2023 M jatuh pada Sabtu, 22 April 2023,” ujar Dosen UIN Alauddin Makassar ini.

Pernyataan serupa disampaikan, Kepala Balai BMKG Wilayah IV Makassar Irwan Slamet. “Dengan sumber data astronomi Moon Polynomial Coefficient 2019 didapatkan data ketinggian hilal disekitar wilayah Sulawesi Selatan berkisar 01 derajat 19' sampai 1” 25”. yang berarti tinggi hilal belum memenuhi kriteria MABIMS yakni 3 derajat,” terangnya. 

Kepala Kanwil Kemenag Sulsel Khaeroni menegaskan, bahwa hasil yang didapatkan pada hari ini akan disampaikan kepada Kementerian Agama RI sebagai salah satu bahan rujukan sidang Isbat yang akan digelar selanjutnya. 

"Kita tentu saja masih harus menunggu keputusan resmi penentuan awal Syawal 1444 H yang akan digelar malam ini sebagai otoritas tertinggi pengambilan keputusan melalui Badan Hisab Rukyat pusat di Kementerian Agama RI," tegasnya.

Selain itu Khaeroni mengharapkan agar umat Islam bisa lebih bijak dalam menyikapi kemungkinan adanya perbedaan lebaran Idul Fitri tahun ini.

“Mari kita saling menghormati dan menghargai perbedaan terkait 1 Syawal 1444 H, karena yang paling utama adalah bagaimana kita selaku umat Islam bisa mengejawantahkan nilai nilai Ramadhan dalam kehidupan sehari-hari, salah satunya dengan bijak menyikapi perbedaan, sebab perbedaan itu adalah rahmat, jangan lantas perbedaan tersebut dijadikan pertentangan,” imbau Khaeroni.