Trump Nyatakan Siap Hancurkan Biden dan Peringatkan Ancaman Anarkisme di Hadapan Ribuan Pendukungnya
ERA.id - Donald Trump bersumpah pada hari Kamis (27/4/2023) untuk "menghancurkan" Joe Biden dalam pemilihan 2024 dan memperingatkan bahwa Amerika Serikat (AS) akan jatuh ke dalam "anarki" jika miliarder dari Partai Republik itu tidak terpilih jadi presiden lagi.
Pidato menggebu-gebu itu disampaikan di sebuah hotel di Manchester, New Hampshire, tak lama setelah seorang penulis yang menuduh Trump melakukan pemerkosaan bersaksi di pengadilan sipil New York.
"Pilihan dalam pemilihan ini sekarang antara kekuatan atau kelemahan, antara keberhasilan atau kegagalan, antara keamanan atau anarki, antara perdamaian atau konflik, dan kemakmuran atau malapetaka," ujar Trump kepada sekitar 1.500 pendukungnya seperti dilansir dari CNA.
"Kita hidup dalam malapetaka. Dengan pemungutan suara Anda pada 5 November 2024, kami akan menghancurkan Joe Biden dan Gedung Putih di kotak suara, dan kami akan menyelesaikan urusan kami yang belum selesai," tandasnya.
Sebelumnya, Biden mengumumkan pada hari Selasa (25/4/2023) bahwa ia akan mencalonkan diri untuk masa jabatan kedua pada tahun 2024 sambil menyatakan bahwa pemilihan berikutnya, seperti yang terakhir, akan menjadi "pertempuran untuk jiwa bangsa".
Banyak petinggi Partai Republik mengatakan Trump memposisikan dirinya untuk kalah lagi setelah memimpin Partai Republik ke penampilan buruk dalam pemilihan umum 2020.
"Partai Republik menginginkan seseorang yang bisa menang pada 24 November. Donald Trump adalah pecundang," ucap Gubernur New Hampshire Chris Sununu kepada NBC, Minggu (23/4/2023). Ia juga dikabarkan sedang mempertimbangkan tawaran untuk jadi calon presiden.
Sementara itu, posisi Trump sedang tidak diuntungkan akibat berbagai kasus yang menerpanya, mulai dari pencemaran nama baik dalam proses perdata di New York, tuduhan pemerkosaan terhadap penulis E Jean Carroll, dan telah didakwa atas pembayaran uang tutup mulut pada tahun 2016 kepada seorang bintang porno.
Mantan presiden AS itu juga menghadapi kemungkinan dakwaan dari Departemen Kehakiman dan jaksa Georgia dalam kasus yang melibatkan upayanya untuk menggulingkan pemilu 2020 dan penimbunan dokumen pemerintah.
Namun, Trump secara konsisten mempertahankan keunggulan dua digit dalam jajak pendapat utama Partai Republik, meninggalkan pesaingnya, Gubernur Florida Ron DeSantis, jauh di belakang.
Trump sendiri menyangkal semua tuduhan yang ditujukan kepadanya, dan mengecam apa yang disebut "perburuan penyihir tanpa akhir" terhadapnya dalam banyak kesempatan.