Kawasan Wisata Lembang Macet, Polisi Berlakukan One Way Hingga 20 Kali
ERA.id - Polisi memberlakukan skema one way atau jalur satu arah hingga berulang kali. Pemberlakuan skema ini bertujuan untuk mengurai kemacetan kendaraan yang terjadi di kawasan wisata Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) pada Sabtu (29/4/2023).
Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Cimahi, AKP Sudirianto mengatakan, pihaknya memberlakukan skema one way total 20 kali. Adapun skema ini diberlakukan dari arah Bandung menuju Lembang maupun arah sebaliknya.
"Kita terapkan 20 kali one way. 13 kali dari arah Bandung ke Lembang dan 7 kali dari Lembang ke bawah," kata Sudirianto.
Ia mengungkapkan, skema one way itu diberlakukan karena kepadatan kendaraan sudah mengekor hingga 3 kilometer. Skema tersebut diklaim mampu memperlancar arus lalu lintas di kawasan Lembang.
"One way kita lakukan kalau kendaraan sudah mengekor sampai 3 kilometer. Jadi kendaraan dari satu lajur kita pending dulu sekitar 15 menit," ungkapnya.
Menurutnya, jumlah kendaraan yang menuju kawasan Lembang mengalami peningkatan di hari pertama libur panjang. Tercatat ada 19 ribu kendaraan yang menuju kawasan Lembang.
"Kenaikan signifikan memasuki libur panjang akhir pekan ini. Data Dishub mencatat ada 23 ribu kendaraan masuk dari Bandung dan 19 ribu kendaraan masuk dari Subang ke Lembang. Naiknya sekitar 35 persen," tuturnya.
Sudirianto memprediksi kepadatan kendaraan masih akan terjadi dalam dua hari ke depan. Apalagi, libur panjang pekan ini akan berlangsung hingga Senin (1/5/2023).
Atas hal itu, polisi juga melakukan penebalan personel di titik-titik trouble spot seperti di kawasan The Great Asia Africa (TGAA), Simpang Beatrix, dan Pasar Panorama Lembang.
"Kami dari Satlantas melakukan penebalan di titik trouble spot sehingga masyarkat yang akan wisata di Lembang mengalami kelancaran," tutupnya.
Tempat Wisata di Lembang Dipenuhi Pengunjung
Libur panjang menjadi berkah tersendiri bagi masyarakat di kawasan wisata Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB). Termasuk tukang ojek wisata.
Pada hari ini, sejumlah tukang ojek terlihat 'ngetem' di depan objek wisata The Great Asia Africa (TGAA). Mereka menanti wisatawan yang ingin memanfaatkan jasa tukang ojek agar mobilitas lebih cepat.
Di antaranya Wahyudin (46) yang mengaku sudah terbiasa memanfaatkan momen ramainya kunjungan wisata ke Lembang untuk mencari rezeki tambahan.
"Iya kami di ojek wisata Gudang Kahuripan, menawarkan jasa ojek buat wisatawan. Utamanya wisatawan di Farmhouse sama The Great Asia Africa," tutur Wahyudin.
Wahyudin bersama teman-temannya mengaku sudah mendapat izin dari pihak desa setempat untuk beroperasi di kawasan wisata yang ada di Gudang Kahuripan. Ada tukang ojek wisata dadakan ada juga memang rutin mangkal.
Hal itu sekaligus menghindarkan hal yang tidak diinginkan dari pelaku jasa ojek wisata terhadap wisatawan sebagai pengguna jasa.
"Jadi dari 15 RW se-desa (Gudang Kahuripan) ada kuotanya, sekitar 10 orang setiap RW. Ada yang rutin ada yang musiman. Bukan kewajiban juga soalnya kan," ujar Wahyudin.
Ia menyebut cukup banyak pengguna jasa ojek wisata. Termasuk saat momen libur panjang usai Idul Fitri 1444 Hijriah dan libur panjang akhir pekan ini. Wisatawan yang yang ingin berpindah dari satu objek wisata ke objek wisata kerap memanfaatkan jasa ojek untuk menghindari kemacetan.
"Misalkan dari Farmhouse mau ke Lembang Park Zoo, atau mau ke Setiabudi itu bisa. Terus yang pakai ojek juga biasanya wisatawan sepuh, karena parkirannya agak jauh jadi pakai ojek," tutur Wahyudin.
Sebagai penyedia jasa, ia tak mau memberatkan wisatawan dengan mematok tarif mahal. Ia juga tak mau aji mumpung meraup cuan besar dari wisatawan pada momen libur panjang seperti ini.
Ia biasanya mematok tarif Rp 10 ribu hingga Rp 30 ribu yang disesuaikan dengan jarak dan kondisi arus lalu lintas. Wahyudin mengaku dalam sehari bisa mengangkut 10 wisatawan jika momennya sedang libur panjang.
Artinya, jika diakumulasikan Wahyudin bisa mendapat cuan dari Rp 100 ribu hingga Rp 300 ribu dalam sehari.
"Ya normal-normal saja, biar usahanya bisa manjang juga. Ya Alhamdulillah, kalau libur panjang sehari bisa 10 orang yang pakai jasa ojek. Kalau hari biasa sepi. Tapi kita nggak mangkal di wisata, jadi biasanya sambil jalan-jalan juga terus datang ke parkiran," ujar Wahyudid.