Bashar Assad Hadiri KTT di Jeddah Usai Suriah Gabung Kembali ke Liga Arab
ERA.id - Presiden Suriah Bashar Assad tiba di Jeddah, Arab Saudi pada Kamis (18/5/2023) untuk ambil bagian dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Liga Arab. Ini adalah kunjungan pertamanya ke sana sejak konflik Suriah dimulai pada 2011 silam.
Kehadiran Assad di KTT pada hari Jumat (19/5/2023) ini menandakan babak baru bagi Suriah setelah mengalami pengucilan selama lebih dari satu dekade akibat konflik dalam negeri yang menyebabkan perang saudara dan menewaskan lebih dari 500 ribu orang.
Arab Saudi sebelumnya memutuskan hubungan dengan Suriah pada tahun 2012 sebagai tanggapan atas tindakan brutal pemerintahan Assab terhadap protes pro-demokrasi. Itu juga alasan Suriah diskors dari Liga Arab.
Liga Arab yang beranggotakan 22 negara baru-baru ini mengembalikan posisi Suriah dan secara resmi menyambut Assad kembali ke jajarannya.
Proses kembalinya Suriah semakin cepat setelah dua gempa bumi mematikan melanda wilayah Suriah dan Turki pada bulan Februari lalu dan mendorong masuknya bantuan dari berbagai pihak.
Setelah gempa tersebut, Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan mengatakan, konsensus sedang dibangun di dunia Arab bahwa pendekatan baru ke Suriah yang membutuhkan negosiasi dengan Damaskus akan diperlukan untuk mengatasi krisis kemanusiaan.
Kedatangan Assad didahului oleh beberapa pemimpin dan kepala negara Arab. Yang pertama tiba adalah Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi, diikuti oleh Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati, Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Raja Hamad dari Bahrain, Presiden Dewan Pimpinan Kepresidenan Yaman Rashad Al-Alimi, Presiden Mauritania Mohamed Ould Ghazouani, Wakil Perdana Menteri Oman Sayyid Asaad bin Tarik Al-Said, dan Presiden Tunisia Kais Saied.
Omar Ayasrah, analis politik dan anggota parlemen Yordania, mengatakan bahwa KTT Liga Arab tahun ini berbeda dengan sebelumnya.
“Sejak didirikan pada tahun 1945, semua KTT Liga Arab sebelumnya telah dirusak oleh krisis regional dan banyak ketidaksepakatan di dalam badan pan-Arab sampai-sampai banyak dari pertemuan tersebut dibatalkan atau tidak menghasilkan hasil yang nyata,” ucapnya seperti dilansir dari Arab News.
“Namun, KTT di Jeddah sepertinya berbeda. Ini telah didahului oleh sejumlah prakarsa dan langkah-langkah praktis yang dipimpin oleh Saudi yang ditujukan pertama-tama untuk meletakkan landasan positif bagi pertemuan tersebut dan sebagai akibatnya membangun posisi Arab yang bersatu dalam krisis regional dan kerangka kerja kolektif yang diperlukan untuk mengatasinya.”