Kepala OIKN: IKN Akan Jadi Living Lab untuk Bangun Kota dengan Konsep Baru
ERA.id - Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) Bambang Susantono mengatakan ibu kota baru Nusantara, Kalimantan Timur, akan memadukan aspek kebudayaan dan konservasi dalam membangun IKN sebagai kota hutan berkelanjutan.
“Kita yakin dalam kota hutan berkelanjutan (sustainable forest city) akan banyak konsep baru yang nanti akan saling melengkapi,” kata Bambang dalam Diskusi Kebudayaan dan Konservasi dalam Konsep Kota Hutan IKN di Jakarta, Rabu (25/5).
Melalui keterangan tertulis diterima pada Rabu malam, Bambang menjelaskan bahwa IKN akan menjadi living lab untuk membangun kota dengan konsep-konsep terbaru.
“Bagaimana konsep-konsep ini akan saling berinteraksi, dari sosial, budaya, ekonomi, teknologi, dan sebagainya akan sangat menarik,” kata dia.
Sebagai ibu kota negara, kata Bambang, Nusantara harus merefleksikan ke-Indonesia-an.
Keserasian, keselarasan, harmoni antara masyarakat, alam, dan budaya akan menjadi tiga aspek yang membentuk Nusantara.
Ketua Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) Satryo Soemantri Brodjonegoro dalam kesempatan yang sama, mengingatkan bahwa dalam membangun IKN tantangan yang harus dihadapi adalah bagaimana seluruh pembangunan dapat terlaksana namun tetap dapat memperhatikan fungsi hutan, keanekaragaman hayati hingga perubahan iklim.
“Aspek lingkungan hidup menjadi salah satu hal yang perlu dicermati dalam proses pembangunan IKN,” ujar Satryo.
“Ke depan selalu kita sebutkan bahwa IKN ini adalah kota hutan berkelanjutan. Mudah-mudahan upaya kita dalam menjadikan kota ini akan terwujud sesuai dengan cita-cita kita semua,” jelas dia.
Menurut Deputi Bidang Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam OIKN Myrna Asnawati Safitri, saat ini OIKN sedang mendesain Rimba Kultural Nusantara.
“Hutan dan kebudayaan harus tersambung,” kata Myrna.
Paduan hutan dan kebudayaan tersebut bisa diwujudkan sesuai dengan tata ruang di area rimba kota.
“Kami sudah mencoba mengidentifikasi lokasinya. Kita akan melihat bagaimana keanekaragaman hayati lokal dan keanekaragaman hayati Indonesia bisa hadir bersama-sama,” kata Myrna.
OIKN akan memberikan ruang di area rimba kota untuk tanaman dari 38 provinsi Indonesia dan melakukan upaya penanaman kembali tanaman endemik Kalimantan dan tanaman Nusantara lain.
Di samping itu, Myrna mengungkapkan bahwa saat ini pihaknya sedang menyusun Rencana Induk Keanekaragaman Hayati IKN.
Hal ini merupakan wujud pelaksanaan Inpres No. 1 Tahun 2023 tentang Pengarusutamaan Pelestarian Keanekaragaman Hayati, dan sebagai arah dalam pengawalan pembangunan di IKN.
“Kami juga dalam proses menyusun kebijakan terkait dengan kearifan lokal,” kata dia.
Adapun kajian akademik dari kebijakan tersebut sedang disusun, dan sedang melakukan dialog dengan masyarakat termasuk kelompok perempuan.