Presiden Brazil Ogah Diundang Putin untuk Hadiri Forum Ekonomi di Rusia

ERA.id - Presiden Brazil Luiz Inacio Lula da Silva, Jumat (26/5), menyatakan bahwa ia menolak undangan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menghadiri Forum Ekonomi Internasional di St. Petersburg pada Juni mendatang.

Dia menegaskan kembali minatnya untuk menengahi perdamaian antara Rusia dan Ukraina.

Di media sosial Twitter, Lula mengatakan bahwa dia melakukan percakapan telepon dengan Presiden Putin.

"Saya telah berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin melalui telepon. Saya mengucapkan terima kasih padanya atas undangan untuk datang ke Forum Ekonomi Internasional di St. Petersburg dan menjawab bahwa saya tidak bisa pergi ke Rusia saat ini, tetapi menegaskan kembali kesediaan Brazil, bersama dengan India, Indonesia, dan China, untuk berbicara dengan kedua pihak yang berkonflik untuk mencapai perdamaian," tulis Lula.

Pemimpin Brazil tersebut muncul sebagai tokoh terkemuka di panggung internasional, secara aktif mengadvokasi penyelesaian damai atas konflik kedua negara.

Sementara Lula secara terbuka mengecam pendudukan Putin di wilayah Ukraina, dia telah menjelaskan bahwa dia menahan diri dari keterlibatan langsung dalam konflik tersebut, termasuk menolak penyediaan senjata dan sumber daya militer apa pun kepada militer Ukraina.

Sebaliknya, dia menganjurkan pembentukan aliansi internasional mirip dengan kelompok G20, dengan tujuan memfasilitasi pembicaraan damai antara negara-negara yang bertikai.

Pekan lalu, Lula berpartisipasi dalam konferensi tingkat tinggi (KTT) G7 yang diadakan di Hiroshima, Jepang. Presiden Brazil tersebut telah berencana bertemu dengan Volodymyr Zelenskyy untuk membahas upaya damai di Eropa Timur. Namun, pertemuan Zelenskyy dan Lula tidak terwujud.

"Hanya mungkin membahas perdamaian saat Zelenskyy dan Putin ingin membahas perdamaian. TIdak mungkin untuk membuat usulan dalam perang. Yang kami inginkan pertama adalah perang berhenti, serangan berhenti, dan kami mencoba berdialog untuk menemukan jalan keluar yang dinegosiasikan untuk Ukraina dan untuk Rusia," kata Lula dalam konferensi pers.