Kubu Jokowi Siapkan Strategi Tangkal Isu SARA
Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Abdul Kadir Karding mengatakan, strategi yang akan dilakukan kubu Jokowi-Ma'ruf ini akan dilakukan dengan tidak melakukan bahasa yang bermuatan provokasi.
"Kita punya peraturan dan internal yang pertama seluruh konten yang ada dalam konteks tone positif. Kedua, kita harus disiplin tidak melakukan, menyampaikan bahasa atau diksi yang memprovokasi, yang menghina, kemudian yang nyinyir, terus tidak boleh berlebihan," kata Karding kepada wartawan di Posko Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (25/9/2018).
Karding menyampaikan, tim pemenangan Jokowi-Ma’ruf juga akan mendorong pihak kepolisian untuk siap bekerja sama dengan penyelenggara pemilu demi penyelenggaraan yang bebas dan independen.
"Jadi kita beri ruang yang bebas dan independen berdasarkan hukum yang ada tentang bagaimana kita bekerja. Tetapi sebagai tim kita bantu polisi, karena itu kan kewajiban kita semua agar tidak memancing, tidak mendorong, tidak memberi provokasi kepada masyarakat untuk terciptanya suasana yang tidak kondusif," jelasnya.
Baca Juga : Bawaslu: Ada Empat Isu yang Kerap Digunakan Selama Pemilu
Sementara itu, Juru bicara Tim Pemenangan Jokowi-Ma'ruf, Lena Maryana menambahkan, Bawaslu harus bisa melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dengan baik supaya isu SARA tidak muncul dalam Pemilu 2019 ini.
“Tupoksi untuk menegakkan aturan sesuai dengan UU No. 7 tahun 2017 aturan kampanye jelas bahwa isu SARA itu tidak boleh diangkat di dalam kampanye pilpres maupun pileg," Jelas Lena.
"Jadi, kami berharap Bawaslu tidak hanya merilis potensi kerawanan di daerah-daerah tersebut tetapi membantu KPU menyiapkan diri untuk mengantisipasi dan juga sekaligus bisa menyosialisasikan apa saja yang boleh dan yang tidak,” imbuhnya.
Baca Juga : Bawaslu: Lombok Timur Jadi Daerah Paling Rawan Kecurangan
Untuk mencegah beredarnya isu SARA dan hoaks, Lena menegaskan kubu Jokowi-Ma'ruf Amin telah melakukan konsolidasi di kalangan internal. Sehingga, nantinya para juru bicara dan influencer bisa memberikan informasi yang baik dan tidak menimbulkan provokasi.
"Terutama jubir inti kita ini kan tidak terlalu banyak, ya. Tapi kita berharap jubir itu dari relawan kemudian dari masyarakat yang merasakan betul dampak dari pembangunan nasional yang susah dilaksanakan oleh Presiden Jokowi selama 4 tahun," tutupnya.