Bagaimana Rasanya Bertanya kepada Edy Rahmayadi?
Berangkat dari tayangan wawancara Edy oleh jurnalis Kompas TV Aiman Witjaksono pada program Kompas Petang, Senin (24/9) lalu, guyonan untuk Edy muncul. Dia ditanya apakah terganggu lantaran rangkap jabatan menjadi Ketum PSSI sekaligus Gubernur Sumatera Utara.
Pertanyaan ini merujuk peristiwa adanya anggota The Jakmania pendukung Persija Jakarta, Haringga Sirla, yang tewas dikeroyok Bobotoh pendukung Persib Bandung di Stadion GBLA, Minggu (23/9).
Tak disangka, Edy tak ingin menjawab pertanyaan Aiman, malah terkesan mengomel dan bertanya balik kepada sang jurnalis tv tersebut. "Apa urusan anda menanyakan itu? Bukan hak anda bertanya kepada saya," jawab Edy dengan muka datar.
Sontak, warganet yang kala tengah menonton tayangan itu langsung membanjiri lini masa akun media sosialnya dengan kritikan, humor bernada satir, serta dibubuhi tagar #SiapPakEdy dan #MasukPakEdy.
Beberapa paragraf di atas hanya sebatas pengantar untuk menyegarkan ingatan soal citra Edy dari sejumlah warganet. Kami ingin menceritakan bagaimana suasana konferensi pers Edy Rahmayadi sebagai pihak yang bertanggung jawab atas penyelenggaraan Liga 1 yang berujung tragedi kekerasan antar suporter sepak bola Minggu (23/9) kemarin. Sebagai Ketua PSSI, selaku pengayom dari seluruh penyelenggaraan kegiataan sepak bola di Indonesia, Edy harus bersikap untuk masalah ini.
Para wartawan mendapat undangan konferensi pers yang dijadwalkan Selasa (25/9) pukul 16.00 WIB di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat. Salah satu wartawan era.id telah tiba di lokasi pukul 15.50 WIB dan langsung menuju ruangan yang dimaksud. Beberapa wartawan lain, baik media online, televisi, cetak, maupun radio pun mulai bermunculan.
Namun, menjelang petang, wartawan mendapat kabar bahwa Edy masih dalam perjalanan di pesawat dari Sumut dan diperkirakan akan tiba pukul 17.00 WIB. Janji tinggallah janji, ternyata, Edy muncul di hadapan wartawan sekitar pukul 19.15 WIB, yang artinya lewat tiga jam dari jadwal undangan konferensi pers yang diterima wartawan.
Baca Juga : 'Meneladani' Kemandirian dan Keteguhan Edy Rahmayadi
Saat datang ke lokasi jumpa pers, Edy membuka konpers dengan mengucapkan bela sungkawa atas kematian Haringga, anggota The Jakmania yang meninggal dunia akibat pengeroyokan. Yah, memang sudah jadi format lazim bagi Edy sebagai Ketum PSSI untuk berduka cita saat sedang disaksikan oleh publik.
Setelah itu, dia memberikan bantahan dan memprotes pemberitaan di Metro TV yang menyebutkan bahwa PSSI tidak mau disalahkan.
"Kami baru selesai melaksanakan rapat katakan sidang khusus oleh segenap exco (excutive committee) di PSSI ini. dari hasil sidang ini akan saya sampikan. Sehingga jangan ada polemik. Ada muncul lagi tadi saya lihat di Metro TV, di situ foto saya tertulis 'PSSI tidak mau disalahkan'. ini siapa lagi yang nulis?" protes Edy.
Kemudian, dilanjutkan dengan penjelasan Edy soal langkah PSSI tekait kasus pengeroyokan yang terjadi, di antaranya, PSSI akan segera menindaklanjuti laporan tim verifikasi yang mencari fakta di lapangan, menghentikan sementara liga 1 senior, akan membuat SOP yang lebih jelas, akan melaporkan dan koordianasi dengan pihak AFC dan FIFA, koordinasi dengan pihak terkait yang berurusan dengan olahraga serta koordinasi dengan aparat kemananan. Dia pun menjelaskan beberapa poin hasil sidang dari Komisi Disiplin (Komdis) PSSI.
Tangkap layar google perkataan viral Ketum PSSI Edy Rahmayadi. (era.id)
Tibalah waktunya sesi tanya jawab dengan wartawan. Edy memberikan kesempatan sejumlah wartawan untuk bertanya.
Penanya pertama datang dari wartawan media tirto.id dengan sederet pertanyaan, mulai dari pencegahan agar kasus tidak terulang, potensi hukuman kepada klub sepak bola atas kerusuhan suporternya, sampai pada pertanyaan ketiga yang langsung dipotong oleh Edy.
"Jangan banyak-banyak (pertanyaannya)," sambar Edy disambut gelak tawa wartawan lain.
Baca Juga : Tagar #SiapPakEdy, dan Guyonan Warganet soal Ketum PSSI
Watrawan tirto.id melanjutkan pertanyaan apakah Edy mempertimbangkan untuk melepas salah satu jabatannya agar bisa fokus memimpin salah satu saja.
Sambil menatap wartawan tirto.id, Edy langsung menjawab, "Gantinya kamu ya (yang menjabat)? Persoalannya bukan itu. Satu manajemen itu sudah berjalan sesuai dengan buku petunjuk pelaksanaan dan program. Mau siapapun orang memimpin ini, dia melakukan pengawasan dari mulai perencanaan sampai tingkat pengawasan," kata Edy.
"Ini (pertanyaan) anda sama dengan Kompas ini. Tak ada urusannya, gubernur (Sumut) dengan kejadian Bobotoh dengan Jakmania. Ini berpikirnya terlalu panjang, sama dengan rambutnya yang panjang," lanjut Edy sambil menunjuk wartawan tirto.id berjenis kelamin laki-laki yang rambutnya memang panjang.
Edy melanjutkan jawaban atas pertanyaan dari wartawan tirto.id tersebut yang juga menanyakan batas waktu penyelesaian masalah kekerasan suporter sepak bola ini. "Batas waktu ini tolong jangan diambil wewenang, batas waktu ini harus profesional sebatas penyelesaian pencarian fakta sehingga dicari. Bila perlu kita bubarkan nanti, kalau memang gara-gara ini, rusak semua anak bangsa ini. kenapa tidak? Tapi kita harus pasti dulu. Sudah terjawab?" ungkap Edy.
Suasana konferensi pers Ketua Umum PSSI Edy Rahmayadi. (Diah/era.id)
Masih belum puas dengan jawaban Edy, wartawan tirto.id tersebut bertanya lagi. "Penegasan aja pak, tadi apa yang dibubarkan?" tanyanya.
"Kamu wartawan apa?" Edy balik bertanya.
"Tirto, Pak," jawab dia.
"Tirto? Ada wartawan Tirto?" tanya Edy lagi.
"Apa yang dibubarkan? Lho kalau memang semua ini mengganggu bangsa ini, wartawan pun harus dibubarkan. Ya bola (yang dibubarkan), masa apa yang dibubarkan. Ampun dah," lanjut Edy disambut gelak tawa wartawan lain.
Sesi tanya jawab dilanjutkan dengan pertanyaan dari sejumlah wartawan lainnya. Beberapa saat kemudian, Edy ingin menyudahi sesi.
"Pak, Pak, (pertanyaan) lagi, Pak," gubris beberapa wartawan.
"Saya mau (menghadiri program tv) ILC ini," jawab Edy.
Baca Juga : Momen Terakhir Haringga Sirla dan Ayahnya
Sesi tanya jawab pun dilanjutkan. Dua pertanyaan soal upaya menghilangkan kebencian antar kubu suporter dan perbaikan SOP penyelenggaraan pertandingan dijawab oleh Edy sekenanya.
Edy lalu menyinggung pertanyaan soal jaminan jangan sampai kasus kerusuhan antar suporter terjadi lagi. Dia bilang, "soal jaminan, siapa yang bisa menjamin ini, anda bisa?" tutur Edy menatap wartawan tirto.id.
"Jaminan bahwa Komdis akan memberikan sanksi yang lebih berat hingga memberikan efek jera dan beda dari sebelumnya," jawab wartawan Tirto tersebut menjelaskan maksud dari pertanyaannya.
"Kok soal (sanksi) berat? Senang sekali dia menghukum orang (menunjuk ke wartawan tirto.id). Untung dia tak punya wewenang ini. Kalau punya, dihukum semua sama orang," ujar Edy.
"Kita semua prihatin. Kita semua sudah bekerja. Tolong jangan negatif anda berpikir. Setuju? Setuju? Saya yakin ini tidak puas, karena saya bukan pemuas. Tunggu ini semua. Beri waktu agar saya tidak salah memutuskan. Yang enggak setuju, ya sudah," tutup Edy menyudahi sesi tanya jawab.
"Masuk, Pak Edy! Masuk, Pak Edy!" seru beberapa wartawan mengiringi Edy yang meninggalkan ruangan.
Tag:
edy rahmayadi
pssi
go-jek liga 1
pengeroyokan
viral anak nonton porno