Singgung Soal Proposal Perdamain Ukraina-Rusia, PDIP: Kalau Pak Ganjar Bertindak Tidak Mungkin Keliru dan Ditolak

ERA.id - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan, bakal calon presiden (bacapres) Ganjar Pranowo sangat memahami isu-isu geopolitik. Sebab merupakan salah satu pendidikan yang ditanamkan PDIP ke para kadernya.

Hal ini merespons soal proposal perdamaian Ukraina-Rusia dari Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto yang ditolak pemerintah Ukraina.

"Pak Ganjar Pranowo ini beliau menjadi tokoh inti di dalam menyiapkan seluruh kurikulum dari badiklat partai. Sehingga sejak awal, geopolitik itu sudah ditanamkan oleh Bung Karno dan Ibu Mega dan para senior partai, sehingga tidak ada persoalan," kata Hasto di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Rabu (7/6/2023).

Menurutnya, jika Ganjar yang mengajukan proposal perdamaian, tidak mungkin ditolak karena tak mungkin melakukan kekeliruan. Apalagi, sudah dibekali dengan pengetahuan geopolitik.

"Kalau Pak Ganjar bersikap, ndak akan terjadi kekeliruan, ada penolakan proposal itu tidak ada. Karena ini tradisi bangsa," ucapnya.

Dia lantas mencontohkan sikap tegas Ganjar yang menolak tim nasional (timnas) Israel berlaga di Indonesia dalam gelaran Piala Dunia U-20. Karena ikut memperjuangkan kemerdekaan Palestina, tanpa mempedulikan elektoral.

Diketahui, dari 29 negara yang mengikuti Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asia-Afrika, hanya Palestina yang memperoleh kemerdekannya atas Israel.

"Pak Ganjar berani menyatakan sikapnya terhadap hubungan Palestina itu karena sudah ditandatangani oleh Bung Karno pada Konferensi Asia Afrika di Bandung," kata Hasto.

"Maka Pak Ganjar berani sebagai pemimpin masuk kriteria Presiden Jokowi, yang lainkan memikirkan elektoral," imbuhnya.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengaku, proposal perdamaian Ukraina-Rusia yang ditawarkan Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto bukan atas perintahnya.

Menurutnya, proposal perdamaian itu merupakan gagasan pribadi Prabowo selaku menhan.

"Itu dari Pak Prabowo sendiri," kata Jokowi di Sekolah Partai PDI Perjuangan, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Selasa (6/6).

Oleh karenanya, dia tak mengetahui secara rinci proposal perdamaian yang ditawarkan Prabowo kepada Ukraina.

Jokowi berencana memanggil Prabowo dalam waktu dekat untuk menanyakan prihal proposal perdamian tersebut.

"Tapi saya belum bertemu dengan Pak Prabowo. Nanti, hari ini atau besok akan saya undang, minta penjelasan apa yang menhan sampaikan," kata mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

Sebagai informasi, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menawarkan proposal perdamaian untuk mengatasi perang antara Ukraina dan Rusia. Hal itu disampaikan saat menghadiri International Institute for Strategic Studies Shangri-La Dialogue 20th Asia Security Summit, di Singapura, Sabtu (3/6).

Namun proposal perdamaian itu ditolak oleh Pemerintah Ukraina. Menteri Pertahanan Ukraina, Oleksii Reznikov menilai proposal perdamaian yang ditawarkan Prabowo merugikan negaranya.

"Kedengarannya (proposal ini) seperti rencana Rusia, bukan rencana Indonesia. Kami tidak butuh mediator ini datang kepada kami (dengan) rencana aneh ini," kata Rezkinov dilansir media Ukraina, Ukrinform.