Tahan Godaan, PKS Tegas Tetap Dukung Anies Baswedan
ERA.id - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengaku sudah teruji menghadapi berbagai macam godaan politik. Hal ini menanggapi kabar adanya upaya penjegalan terhadap pencapresan Anies Baswedan.
"Tentang bahwa banyak godaan yang dialami Koalisi Perubahan dan Persatuan, termasuk PKS ada godaan jabatan, ada godaan uang ini tentu saja PKS teruji," ujar juru bicara PKS M Iqbal kepada wartawan, Kamis (8/6/2023).
Dia menegaskan, meskipun banyak godaan, PKS tetap berkomitmen mendukung Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres), dan tetap bersama Koalisi Perubahan bersama Partai NasDem dan Partai Demokrat.
Selain itu, PKS juga konsisten selama 10 tahun ini berada di luar pemerintahan Presiden Joko Widodo.
"Sampai saat ini, PKS tegak lurus berada di luar pemerintahan dan PKS saat ini fokus kepada deklarasi pasangan Anies Baswedan dan cawapresnya, dan ini tentu saja menjadi pelajaran penting bagaimana PKS bisa kuat, bisa tangguh," ucap Iqbal.
"Jadi dalam konteks ini, PKS sudah melewatinya dan kami saat ini tegak lurus untuk bersama Anies Baswedan untuk bersama Koalisi Perubahan dan Persatuan," tegasnya.
Diberitakan sebelumnya, Anggota Tim Delapan Koalisi Perubahan Sudirman Said mengungkapkan, masih ada upaya penjegalan terhadap Anies Baswedan supaya gagal mengikuti kontestasi di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Menurutnya, misi itu dijalankan oleh pejabat negara hingga elite partai politik dengan mendekati PKS. Tujuannya supaya keluar dari Koalisi Perubahan.
"Sedikit clue saja, sejak awal sampai hari ini, bergantian para pejabat negara, ada yang partai dan bukan, mendatangi PKS dengan misi, ada yang implisit ada yang eksplisit, misinya itu supaya PKS keluar dari koalisi (Perubahan), majunya Pak Anies (sebagai capres 2024) gagal," kata Sudirman di Sekretariat Perubahan, Jalan Brawijaya, Jakarta Selatan, dikutip pada Kamis (8/6).
Menurutnya, para pihak yang menjalankan misi penjegalan itu banyak mengiming-imingi PKS supaya tergoda keluar dari Koalisi Perubahan.
"Bentuknya apa? Ya namanya iming-imingi macam-macam lah, apakah itu posisi atau sumbangan materil," ucap Sudirman.