Nusa Penida Krisis Air Bersih Berkepanjangan, DPRD Bali Sebut Masyarakat Beli Air Rp1 Juta per Bulan

ERA.id - DPRD Bali meminta Gubernur Bali Wayan Koster dapat membantu rakyat Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Bali, untuk menangani masalah krisis air bersih yang telah terjadi berkepanjangan.

"Sampai saat ini masih banyak rumah masyarakat yang belum dialiri air bersih sehingga mau tidak mau mereka membeli air bersih dari luar," kata Ketua Fraksi Partai Gerindra DPRD Bali I Ketut Juliarta di Denpasar dikutip dari Antara, Senin (12/6/2023).

Juliarta menyampaikan hal itu saat membacakan Pandangan Umum Fraksi Partai Gerindra DPRD Bali terhadap rancangan peraturan daerah (Raperda) Provinsi Bali tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD semesta berencana tahun 2022 itu.

Ia mengatakan masyarakat di Nusa Penida harus membeli air bersih ukuran satu tangki seharga Rp100 ribu yang dapat digunakan selama tiga hari atau bisa mencapai Rp1 juta per bulan. Sedangkan bagi yang memiliki usaha, bahkan dalam satu hari bisa menghabiskan satu tangki seharga Rp100 ribu itu.

Juliarta menyampaikan sejumlah desa di Nusa Penida yang masih menghadapi krisis air bersih seperti Desa Jungutbatu, Desa Klumpu, dan Desa Batukandik.

 "Saluran pipanya ada semua, tetapi airnya yang tidak ada. Betapa mahalnya uang yang harus dikeluarkan masyarakat hanya untuk memenuhi air bersih yang menjadi kebutuhan untuk menunjang hidup. Lalu bagaimana peran kita sebagai pemangku kebijakan, sampai saat ini permasalahan air belum juga bisa diatasi," ujar Juliarta.

Oleh karena itu, pihaknya mengusulkan untuk pengoptimalan pengelolaan sumber mata air yang dikelola Pemprov Bali seperti sumber mata air Guyangan, sehingga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat secara luas.

"Jika air mudah didapat masyarakat tentunya mereka tidak perlu lagi menebus air dengan harga mahal," ucapnya.

Selain itu terkait dengan perkembangan pariwisata Nusa Penida yang begitu pesat, menurut Juliarta, telah menimbulkan beberapa persoalan, utamanya terkait dengan kemacetan di sejumlah ruas jalan di wilayah itu.

"Kondisi jalan tentu masih sangat tertinggal dibandingkan jalan yang kini ada di Bali daratan. Ketertinggalan infrastruktur jalan ini kami harapkan dapat diatasi agar dapat menunjang pariwisata yang berkembang di Nusa Penida," katanya.

Pihaknya berharap rencana Jalan Lingkar Nusa Penida yang sampai saat ini tidak terealisasi bisa mendapatkan perhatian, baik dari Pemprov Bali maupun pemerintah pusat karena Nusa Penida telah menjadi pariwisata terkenal di dunia.

"Kondisi infrastruktur di Nusa Penida juga menjadi cerminan pembangunan di Bali dan juga Indonesia. Jangan sampai tertinggalnya infrastruktur di Nusa Penida menjadi cerminan negatif terhadap pemerintahan saat ini," ujarnya.

Sementara itu Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati mengatakan belum lama ini ada investor yang datang ke Bali dan akan membawa teknologi dari Jerman yang mampu mengolah air laut menjadi air tawar dan air minum.

"Jika teknologi ini berhasil maka Nusa Penida akan dijadikan sebagai percontohan. Kita carikan apapun caranya untuk mengatasi persoalan ini (krisis air di Nusa Penida), apalagi ini menjadi masalah rutin terutama saat musim kemarau," kata pria yang biasa disapa Cok Ace itu.