Ganjar Puji dan Nilai Jokowi Sosok Mentor Yang Bernyali Meski Dicap Plonga-plongo
ERA.id - Bakal calon presiden PDIP Ganjar Pranowo memuji sosok Presiden Joko Widodo. Dia menilai Jokowi merupakan mentornya dalam berpolitik meski disepelekan oleh sekelompok pihak.
Hal itu disampaikan Ganjar di acara Deklarasi Relawan Ganjar Punya Rakyat (Gapura) Nusantara di Kelapa Gading Timur, Jakarta Utara, beberapa waktu lalu.
“Saya punya mentor dalam pemerintahan namanya Jokowi. Seseorang yang dicap plonga-plongo,” kata Ganjar.
Ganjar mengenang bagaimana perjalanan politik Jokowi hingga menjadi presiden. Dia berkata Jokowi terus berjuang untuk memajukan negeri meski dihina hingga dicap sebagai PKI.
“Yang saya rasakan bapak ibu, dengan kultur kami sebagai orang Jawa, orang Solo begitu melihat. ‘Silakan hina saya habis-habisan, silakan caci maki saya habis-habisan, tapi langkah saya tidak akan pernah berhenti untuk memajukan negeri ini’. Itu pesan dari beliau yang luar biasa,” ujarnya.
Ganjar juga berkata Jokowi dengan segala keterbatasannya, dengan stempel PKI pada saat itu harus kalah dalam beberapa tempat dan kontestasi. Namun, dia kembali berkata Jokowi tidak menyerah.
“Bahkan di daerah yang kalah, cinta beliau diberikan habis-habisan pada daerah yang kalah,” ujar Ganjar.
Lebih lanjut, gubernur Jateng dua periode ini juga menilai Jokowi sebagai sosok yang pemberani. Namun, dia menyebut keberanian Jokowi bukan dalam ekspresi, melainkan aksi nyata.
Salah satunya adalah keberanian Jokowi mengambil alih perusahaan tambang Freeport yang mana pemimpin sebelumnya tidak ada yang berhasil.
“Bung karno jatuh, didahului peristiwa 1965. 1966, terjadi pergeseran pergantian kekuasaan dengan Supersemar. 1967, undang-undang penanaman modal asing lahir. Kurang lebih 1968-1969, Freeport berdiri dan tidak ada satupun diantara para pemimpin mampu untuk mengambil alih, kecuali Jokowi,” kata Ganjar.
Lebih dari itu, Ganjar berkata pemimpin yang bernyali bukan dilihat dari wajah dan intonasinya yang tinggi.
“(Jokowi) seseorang yang tidak pernah berteriak, seseorang yang sangat jarang menunjukkan aura wajah kemarahan, jarang. Tapi dia memutuskan dengan pikiran yang jernih, dengan muka tersenyum, tapi diambil secara keseluruhan,” ujarnya.
“Itulah nyali sesungguhnya. Itulah nyali yang sesungguhnya. Bukan wajah garang dengan intonasi yang tinggi, bukan sama sekali,” ujar Ganjar.