Belum Melek Stunting, Tim Satgas BKKBN Lakukan Aksi Nyata Agar Stunting Tak Jadi Istilah Asing Bagi Warga Cianjur
ERA.id - Istilah stunting yang menjadi program isu nasional rupanya masih asing di telinga warga Kabupaten Cianjur. Hal itu disampaikan Technical Assistant Satuan Tugas Percepatan Penurunan Stunting (TA Satgas PPS), Endah Sabandiah.
Untuk itu Endah Sabandiah berupaya melakukan berbagai cara agar warga di Kabupaten Cianjur dapat bersama-sama mengikukti program penurunan angka stuning yang dicanangkan pemerintah.
Ditemui dalam Media Gathering bersama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) di Bogor, ia menyampaikan, saat ini masih perlu waktu untuk mensosialisasikan kepada masyarakat.
"Perlu kita akui memang kondisi ini masih perlu waktu dan proses. Pastinya masih banyak (yang belum tahu stunting) kata Endah baru-baru ini.
Endah memaparkan saat ini di Cianjur terdapat 724 orang pendamping keluarga. Rata-rata, satu tim pendamping mendampingi sekitar 150 kepala keluarga (KK). Maka dari itu, tim pendamping keluarga dikerahkan untuk mengedukasi masyarakat
“Yang harus dilakukan adalah pendampingan pada keluarga berisiko, di antaranya calon pengantin, ibu hamil, ibu pasca persalinan, dan ibu yang memiliki anak bawah dua tahun (baduta) dan bawah lima tahun (balita).”
Salah satu tugas pendamping keluarga adalah penyuluhan soal stunting agar tak menjadi istilah yang asing. Biasanya kalau sudah disampaikan tentang bahayanya mereka mau mendengar dibanding dengan menyampaikan bahwa stunting itu gagal tumbuh dan lain sebagainya.
"Penyampaian materi dilakukan sedemikian rupa agar materi stunting misalnya terkait bahayanya dapat tersampaikan dengan baik," ucapnya.
"Masalah lain yang masih ditemukan di masyarakat adalah soal pola asuh dan pola pikir dari orangtua. Ini juga menjadi salah satu penentu terjadinya prevalensi stunting di satu wilayah. Hal-hal seperti ini yang kemudian diperhatikan oleh pendamping keluarga," lanjutnya.
Endah menambahkan, Satgas Stunting) tidak bersentuhan secara langsung dengan sasaran, kami dibantu oleh tim yang ada di lapangan (pendamping keluarga). Mereka yang sekarang terus melakukan proses pendampingan tersebut.