Soal Renovasi JIS, Anies: Saya Enggak Cawe-cawe

ERA.id - Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan buka suara prihal rencana pemerintah merenovasi Jakarta International Stadium (JIS). Upaya perbaikan jelang Piala Dunia U-17 itu belakangan menuai polemik

Anies mengaku enggan mencampuri rencana pemerintah untuk merenovasi stadion yang dibangun di era kepemimpinannya di ibu kota.

"Saya enggak cawe-cawe deh soal itu," kata Anies di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Rabu (12/7/2023) dini hari.

Anies yang baru tiba di Tanah Air usai menjalankan ibadah haji di Tanah Suci lantas tersenyum saja tanpa memberikan keterangann lebih lanjut mengenai rencana renovasi JIS.

Sebelumnya, Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menyebut harus keroyokan untuk membenahi Jakarta International Stadium (JIS) di Tanjung Priok, Jakarta Utara, yang belum sempurna.

Di lokasi yang sama, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan banyak ketidaksempurnaan JIS yang perlu perbaikan, salah satunya akses masuk yang saat ini cuma ada satu.

"Akses yang tersedia cuma ada satu, menurut saya ini berbahaya sekali sekuritinya. Apalagi lingkungannya ini lingkungan berpenduduk," kata Basuki saat meninjau JIS, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (4/7).

Basuki mengatakan untuk menyempurnakan JIS, maka perlu ditambah lima akses lagi. Salah satunya di sisi timur dibangun jembatan penyeberangan orang menuju pintu karnaval Ancol.

Sebagai solusi, kata Basuki, pintu itu akan dibongkar agar akses bisa diperlebar dan berguna sebagai akses pemain yang akan bertanding.

"Kondisi sekarang bus enggak bisa masuk karena ada pintu tiket di situ. Jadi itu dilebarkan," kata Basuki.

Selanjutnya soal rumput, menurut ahli agronomi rumput bernama Kamal, rumput belum sesuai dengan hasil evaluasi Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) saat mengevaluasi rumput 22 stadion di Indonesia untuk Piala Dunia.

Ketum PSSI Erick Thohir mengatakan ahli agronomi rumput tersebut memperkirakan perbaikan rumput dapat memakan waktu tiga bulan. Permasalahan rumput tersebut adalah media tanam sintesis, sehingga akar rumput alami tidak masuk ke dalam tanah.

"Kalau jenis rumputnya sama dengan yang digunakan di Si Jalak Harupat, Gelora Bung Tomo, di Palembang, sama jenisnya. Solusinya, menurut Pak Kamal adalah memindahkan rumput yang sudah jadi seperti pekerjaan kita di GBK waktu Asian Games," kata Erick.