Pedasnya Sindiran PDIP ke Surya Paloh yang Mengkritik Program Revolusi Mental Jokowi

ERA.id - PDI Perjuangan merespons sindiran Ketua Umum Partai NasDem terhadap program revolusi mental Presiden Joko Widodo dengan cara melemparkan sindiran pedas pula.

Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto mengatakan, pidato Surya saat menyindir program revolusi mental di acara Apel Siaga Perubahan, disampaikan ketika para kadernya sudah banyak yang meninggalkan area Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK).

"Menyampaikannya kan ketika pesertanya pada pergi. Jadi pesertanya sudah pergi kalau kita lihat monitoringnya," ucap Hasto, dikutip Selasa (19/7/023).

Tak hanya itu, Hasto kemudian melanjutkan sindirannya dengan menyinggung bahwa program revolusi mental terhambat karena sikap Partai NasDem.

Dia lantas menyinggung Jaksa Agung HM Prasetyo yang kerap menyalahgunakan kekuasaan. Adapun HM Prasetyo merupakan jaksa agung di periode pertama pemerintahan Presiden Jokowi, yang juga kader Partai NasDem.

"Salah satu aspek revolusi mental mengalami hambatan karena saat itu ada yang menyalahgunakan hukum melalui jaksa agung sebagai instrumen kekuasaan," ucapnya.

Oleh karena itu, dia meminta Partai NasDem sebaiknya berkaca terlebih dahulu sebelum mengeluarkan sindirian. "Itu seharusnya sebelum menyampaikan kepada publik, menyampaikan autokritik terlebih dahulu, melihat ke dalam," ucap Hasto.

Dia menegaskan, pada dasarnya PDIP enggan mencampuri urusan partai politik lain. Namun, kali ini harus pasang badan karena sudah menyinggung program-program yang dikerjakan Presiden Jokowi.

"PDI Perjuangan kan tidak mencampuri urusan partai lain, hanya ketika ini sudah menyentuh Presiden Jokowi, ya kami memberikan tanggapan," kata Hasto.

"Ya sebaiknya daripada memercik air di dulang ke muka sendiri, ya lebih baik kalau menyampaikan kepada masyarakat itu harus disertai suatu kajian yang objektif," tegasnya.

Adapun Presiden Joko Widodo santai saja menanggapi sindirian tersebut. Dia hanya mengatakan bahwa apapun program yang belum maksimal akan dimaksimalkan. "Ya semuanya yang belum maksimal, dimaksimalkan," ujar Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Senin (17/7).

Diberitakan sebelumnya, Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh menyinggung soal Revolusi Mental yang kerap digaungkan oleh Presiden Joko Widodo. Namun justru tidak berjalan dengan baik.

Padahal, gagasan itu yang menjadi alasan Partai NasDem mendukung Jokowi di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024, sebab sejalan dengan gerakan perubahan.

"Perlu saya ingatkan kepada saudara, gerakan perubahan yang juga sejalan dengan apa yang pernah dikonstantir oleh Presiden Jokowi untuk melaksanakan revolusi mental adalah sebuah sebenarnya identik dengan misi gerakan perubahan kita bangun sejalan," kata Surya Paloh dalam pidotonya di Apel Siaga Perubahan di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, Minggu (16/7).

"Dan itulah yang ketika pada tahun 2014 pemilu, dengan seluruh kekuatan dan harapan dan energi yang kita miliki, kita dukung yang namanya Presiden Jokowi kala itu sebagai capres untuk menjadi presiden di negeri ini saudara-saudara," imbuhnya.

Surya Paloh mengatakan, saat itu Partai NasDem totalitas mendukung Jokowi karena memiliki keyakinan gagasan dan pemikiran yang sama dengan NasDem.

Partai NasDem dalam mendukung Jokowi diharapkan membawa kemajuan dalam berbangsa dan bernegara. "Kita memiliki logika, kita menyatakan kita yakin progres perjalanan kemajuan kita berbangsa dan bernegara akan jauh lebih hebat seperti apa yang kita harapkan," ucapnya.

Namun, dia mengatakan, harapannya soal revolusi mental yang sejalan dengan gerakan perubahan itu belum bisa jadi kenyataan. "Tapi sayang seribu kali sayang, sayang seribu kali sayang, harapan belum menjadi kenyataan," kata Surya Paloh.