Prabowo Terharu Didatangi Budiman Sudjatmiko, Aktivis yang Melawannya Saat Orba

ERA.id - Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sempat terkejut dengan pernyataan politisi PDI Perjuangan, Budiman Sudjatmiko yang menyinggung mereka pernah saling berhadapan di masa lalu.

Momen itu terjadi usai Budiman menyambangi kediaman Prabowo di Jalan Kertanegara Nomor IV, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (18/7) malam.

Awalnya, Budiman menceritakan pengalaman masa mudanya yang pernah bersinggungan dengan Prabowo ketika era Orde Baru (Orba). Saat itu, kedua tokoh tersebut saling berhadap-hadapan.

"Saya mantan aktivis, Pak Prabowo mantan tentara elit. Kita pernah berhadapan ya, pak. Dulu pernah," kata Budiman sambil tersenyum menatap Prabowo.

"Waktu itu di posisi berbeda, kami pertaruhkan nyawa, kehormatan, cita-cita," imbuhnya.

Mendengar hal tersebut, Prabowo menunjukan ekspreksi terkejut dan langsung menatap Budiman sambil tersenyum.

Melihat reaksi itu, Budiman pun tersenyum sembari membalas tatapan Prabowo.

"Enggak salah ya pak apa yang saya sampaikan," ujarnya sembari tertawa.

"Tidak salah, hanya saya sedikit sempurnakan," jawab Prabowo.

Menteri Pertahanan itu tak menampik bahwa dirinya memang pernah berhadap-hadapan dengan Budiman.

Namun meurutnya, hal itu karena keadaan yang memaksa mereka berada di posisi yang saling berseberangan.

"Kita memang pernah berhadapan. Tapi yang buat kita dulu (saling berhadapan) suatu keadaan, kondisi, sistem," ujar Prabowo.

Setelah puluhan tahun berlalu, Prabowo menyadari bahwa saat itu sebenarnya mereka memiliki cita-cita yang sama, yaitu kesejahteraan dan keadilan untuk rakyat.

"Ternyata kenyataannya, kita sebenarnya memiliki cita-cita yang sama. Bahwa mas Budiman punya cita-cita memperjuangkan kesejahteraan rakyat, keadilan rakyat, kemakmuran bangsa, dan itu persis juga cita-cita saya dari kecil," katanya.

"Bahwa keadaan dan situasi membuat waktu itu kita berhadapan, bukan karena kita ingin berhadapan. Situasi membuat begitu," imbuh Prabowo.

Mantan Danjen Kopassus itu kini mengaku bersyukur dan terharu bisa berbincang dengan Budiman, meskipun memiliki masa lalu yang kurang harmonis.

Dia mengaku, dalam perbincangan pasca era Orba, keduanya bisa membicarakan kepentingan bangsa dan negara.

"Kita jumpa lagi sesuah beberapa tahun, dan tetap kita bicaranya adalah kepentingan bangsa dan rakyat. Saya sangat menghargai, saya sangat menghormati, saya terharu kedatangan mas Budiman," ujar Prabowo.

Diketahui, Budiman merupakan salah satu aktivis yang menentang pemerintahan Presiden kedua RI Soeharto.

Dia pernah dituduh sebagai biang keladi perisitiwa 27 Juli 1996 atau dikenal dengan Kudatuli. Saat itu, Budiman merupakan salah satu elite Partai Rakyat Demokratik (PRD).

Di tahun 1997, Budiman harus hidup dibalik jeruji besi dengan vonis 13 tahun penjara. Namun, dia hanya mendekam selama kurang lebih tiga tahun karena mendapat amnesti dari Presiden keempat RI Abdurachman Wahid alias Gus Dur.

Selama mendekam di penjara, Budiman cukup beruntung. Sebab setelah itu, di sepanjang tahun 1998 banyak rekannya yang hilang diculik.

Sementara Prabowo merupakan menantu dari Soeharto. Saat peristiwa Mei 1998, Prabowo menjabat sebagai Pangkostrad.