PDI Perjuangan: Kekerasan Ratna Sarumpaet Penggiringan Opini
“Kita ini negara hukum. Jika tim pemenangan Prabowo-Sandi betul-betul memiliki bukti otentik atas penganiayaan tersebut, segera laporkan polisi. Tempuh jalur hukum dan minta visum et repertum sehingga publik mendapatkan kejelasan atas persoalan tersebut," kata Hasto melalui keterangan tertulisnya, Rabu (3/10/2018).
Hasto juga menyayangkan adanya penggiringan opini yang dilakukan oleh pihak Prabowo-Sandiaga Uno dengan menyebut kasus ini merupakan tanggung jawab dari Presiden Joko Widodo.
"Rakyat tahu bahwa Pak Jokowi dan Kyai Ma’ruf tidak memiliki tradisi kekerasan sama sekali. Sementara yang disana memiliki banyak pengalaman kelam terhadap berbagai bentuk tindak kekerasan," ungkapnya.
Hasto juga mengatakan, adanya politisasi dalam kasus penganiayaan terhadap Ratna Sarumpaet itu sangat tak etis. Apalagi, saat ini semua perhatian harusnya ada untuk warga Palu seperti Presiden Jokowi yang kembali mengunjungi Palu pada hari ini, Rabu (9/10).
Lebih jauh, Sekretaris Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf Amin itu, mengajak agar semua elite politik saat ini untuk memfokuskan diri terhadap penanganan bencana gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah.
"Apa yang dipertontonkan dengan memolitisasi kasus kekerasan secara sepihak tanpa adanya laporan ke polisi dan keterangan resmi dari rumah sakit, hanya menghadirkan atraksi playing victim yang tidak etis dan telah mengusik rasa kemanusiaan kita," ucap Hasto.
Selain itu, Hasto juga menyebut harusnya seruan yang dilakukan oleh kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno untuk menuntaskan kasus Ratna Sarumpaet, dilakukan terhadap kasus HAM berat yang telah terjadi sebelumnya.
"Pembelaan yang diungkap atas kasus Ratna Sarumpaet oleh tim Prabowo tersebut hanya akan positif apabila mereka juga membela lebih hebat lagi terhadap Kasus Semanggi ataupun penculikan aktivis serta pembunuhan Marsinah di era Rejim Soeharto," kata dia.