Dibanjiri Kecaman, Alshad Ahmad Beberkan Penyebab Kematian Bayi Harimau: Bukan Stres!

ERA.id - Alshad Ahmad dibanjiri kecaman usai mengumumkan kematian bayi harimau yang dipeliharanya bernama Cenora. Mengetahui kritikan itu, kekasih Tiara Andini ini akhirnya membeberkan penyebab kematian bayi harimau tersebut.

Alshad Ahmad mengatakan penyebab Cenora mati bukan karena virus atau stres yang selama ini dispekulasikan oleh netizen. Ia memastikan Cenora tidak terjangkit virus apapun. Sebab, dirinya takut virus itu menjangkit harimau lainnya.

Alshad Ahmad (Foto: Instagram/@alshadahmad)

"Update pemeriksaan Cenora, hasil diagnostic test kit antigen: FPV (Feline Panleukopenia): negatif, CPV (Canine Parvo Virus): negatif," kata Alshad Ahmad dikutip dari akun Instagram Stories @alshadahmad.

"Gue takut banget kalau virus menyebar ke harimau lain. Bukan karena stres juga, karena tidak ada gejala atau perilaku Cenora stres," lanjutnya.

Dalam video klarifikasi itu, sepupu Raffi Ahmad ini bakal mengeluarkan pernyataan resmi pasca hasil pemeriksaan penyebab kematian Cenora telah keluar. Ia mengatakan hasil laboratorium memakan waktu lama.

"Gue harap perkiraan kalian itu salah ya, semoga salah ya. Kalau misalnya benar gue akan merasa sangat buruk dan merasa bersalah karena setiap penangannya itu gue selalu tanya dulu sama yang lebih tahu. Gue nggak semena-mena melakukan sesuatu tanpa didampingi atau konsul dulu sama yang lebih paham ya," jelasnya.

Selain netizen, kematian harimau mendapatkan sorotan dari berbagai pihak, termasuk WWF Indonesia. Melalui unggahan Instagram, WWF Indonesia secara tegas menyebut hewan liar tidak dipelihara dalam rumah.

"WWF-Indonesia dengan tegas menyatakan bahwa satwa liar adalah bukan satwa peliharaan. Satwa liar memainkan peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem dan mempertahankan kelangsungan hidup bumi kita," tulisnya.

"Tentunya masih ingat kasus COVID-19? Kasus ini dipercaya ditularkan dari satwa kelelawar. Hal ini juga dapat terjadi jika kita pelihara satwa liar yang dapat menularkan virus atau bakteri yang ada di satwa tersebut namanya Zoonosis, yaitu penyakit yang dapat menular dari satwa liar ke manusia. Kemudian, ditularkan dari manusia ke manusia sehingga menjadi pandemi dunia," lanjutnya.

WWF Indonesia menegaskan satwa liar memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Ini berarti mengambil satwa liar dari habitatnya berarti mengurangi populasi satwa liar di alam, yang bisa berdampak negatif pada rantai makanan dan ekosistem secara keseluruhan. Hal ini akhirnya berdampak pada kehidupan manusia.

"WWF-Indonesia mendukung upaya Pemerintah Indonesia untuk memerangi perdagangan satwa liar dilindungi, dan mengajak masyarakat untuk melestarikan satwa liar dengan cara: 1. Jangan beli, 2. Jangan konsumsi, dan 3. Laporkan otoritas setempat bila mengetahui adanya perdagangan satwa liar dilindungi di sekitar kita." lanjutnya.