Why Whould I Be? Persembahan Terbaru Teddy Adhitya
Single ini tidak direkam di dalam studio, tetapi di Singaraja, Bali dan Lembang, Bandung dengan menggunakan peralatan studio yang dibawanya untuk dikombinasikan dengan suara-suara alam di sekelilingnya. Prosesnya dibantu oleh musisi Kenny Gabriel sebagai mitra produser dan mengisi piano, kibord dan synthesizer.
“Saya mencoba mengambil sudut pandang ini. Bayangkan kita memiliki dua otak. Satu berpikir kita ada di sini sekarang, hidup tanpa mengkhawatirkan segala kenangan masa lalu. Dan satu lainnya terus memikirkan dan terganggu oleh kejadian masa lalu dan memengaruhi segala keputusan untuk masa depan," kata Teddy Adhitya, seperti dilansir dari siaran pers yang diterima meja redaksi.
"Praktisnya, lirik dari Why Would I Be menjadi contoh dari situasi tersebut, tapi yang saya sampaikan jauh lebih besar dari itu. Terjebak dalam kejadian, pemikiran dan ide-ide masa lalu dan bertanya kepada diri sendiri, 'Kenapa?'” sambungnya
Lahir di Yogyakarta 27 tahun yang lalu, penggila jalan-jalan, seniman, penulis lagu, dan sosok berpengaruh, Teddy Adhitya terus berjalan dengan perjalanannya sebagai penyanyi.
Setelah merilis album debut bertajuk Nothing is Real pada 2017, single-single seperti In Your Wonderland dan Let Me yang dirilis pada 2016 terus berkumandang di mana kedua single tersebut membawa Teddy Adhitya menjadi sorotan sebagai Pendatang Baru Terbaik dalam ajang AMI Awards 2017.
Karya Teddy Adhitya tersebut juga diapresiasi dengan masuk ke dalam nominasi Breaktrhough Artist of The Year dalam penghargaan NET 4.0 dan pada 2018 ini, ia masuk ke dalam nominasi Male Singer of The Year dalam ajang Indonesian Choice Awards NET 5.0.
Tidak sampai di situ, sepak terjang Teddy Adhitya berlanjut pada 2017 dengan memproduksi single bertajuk Bahaya (Tolong) untuk IndahKus dan turut andil dalam single Maudy Ayunda bertajuk We Don’t (Still Water).
Baca Juga :