DPR RI Dorong Evaluasi Amdal Industri di Jabodetabek, Imbas Kualitas Udara Memburuk
ERA.id - Anggota Komisi IV DPR RI Daniel Johan mendorong pemerintah untuk mengevaluasi analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal) industri-industri di kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).
Hal ini merespons buruknya kualitas udara di kawasan Jabodetabek belakangan ini. "Industri sekitar Jabodetabek harus diperiksa benar, masalah Amdal dan penanganan polusinya agar sesuai aturan yang ada," kata Daniel melalui keterangan tertulis, Selasa (15/8/2023).
Dia lantas menyoroti pabrik-pabrik yang diduga mencemari udara di sekitar Jakarta, termasuk di Tangerang Selatan yang dilaporkan menjadi kota paling berpolusi di Indonesia. Hal ini diketahui berdasarkan catatan Nafas Indonesia, lembaga pemantau kualitas udara.
Dalam catatan terbaru yang dikeluarkan oleh Nafas, rata-rata polutan udara PM 2.5 di Tangerang Selatan pada Juli berada di angka 60 µg/m³ (mikrogram per meter kubik), naik dari 56 µg/m³. Selain karena polutan, pembakaran sampah yang besar dan faktor banyaknya pabrik menyebabkan Tangsel memiliki kualitas udara lebih buruk dibandingkan Ibukota.
Daniel mengatakan, asap dari pabrik industri juga menjadi salah satu polusi yang sangat fatal dan berdampak pada kualitas udara. Dia menegaskan, apabila industri-industri tersebut terbukti melanggar, maka pemerintah daerah (pemda) harus mencabut izinnya.
"Jika terbukti melanggar, Pemda harus berani ambil tindakan mencabut izin usahanya," tegasnya.
Selain itu, Daniel meminta pemerintah memprioritaskan pengawasan terhadap pabrik-pabrik yang menggunakan bahan bakar batu bara dalam menjalankan operasionalnya.
Sebab, batu bara melepaskan sulfur dalam bentuk gas belerang dioksidan (SO2) yang juga menghasilkan partikel karbon hitam dalam jumlah banyak yang berdampak buruk bagi kesehatan.
"DPR mendorong pemerintah daerah untuk menggalakkan sosialisasi ke pabrik-pabrik agar tidak menggunakan batu bara sebagai bahan bakarnya. Untuk pabrik-pabrik yang masih menggunakan bahan bakar dari batu bara harus diganti dengan gas," kata Daniel.
Daniel menyebut, industri peleburan baja menjadi salah satu penyumbang polusi udara. Dengan kondisi tersebut, pabrik-pabrik di wilayah penyangga ibukota memungkinkan polusi yang dikeluarkan oleh cerobong asap terbawa hingga ke Jakarta.
"Saya akan mendalami masalah ini, saya rasa penyebab udara jelek utamanya karena industri yang limbah polusinya dikeluarkan melalui cerobong asap dan terbawa hingga Jakarta. Terlebih ditambah musim kemarau, yang membuat kualitas udara tidak tercuci," ungkap Daniel.
Selain menjadi tugas pemerintah, masyarakat juga diharapkan pro aktif melaporkan apabila mengetahui ada pabrik-pabrik yang melakukan pencemaran udara.
Daniel juga meminta Kementerian Lingkungan Hidup dan Dinas Lingkungan Hidup Daerah responsif dengan kondisi ini. "Masyarakat berperan serta dalam mengawasi dampak lingkungan. Pengawasan dari masyarakat juga memudahkan pihak berwenang mengetahui mana pabrik yang masih menyumbang banyak polusi," pungkasnya.