Semoga Ramalan Perubahan Iklim Ini Bangunkan Rasa Takut Kita

Jakarta, era.id - Dampak mengerikan dari perubahan iklim terasa makin nyata. Laporan Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) yang dirilis Senin (8/10) memprediksi kenaikan suhu iklim global hingga 1,5 derajat celcius di tahun 2030-2052. Laporan ini bagai melengkapi prediksi-prediksi mengerikan soal penderitaan umat manusia di masa depan, termasuk soal kemiskinan luar biasa di tahun tersebut. Jika kematian enggak membuat kita takut, barangkali ancaman kemiskinan bisa menyadarkan kita untuk lebih telaten merawat bumi.

Jadi, dalam laporan tersebut, IPCC menyimpulkan sejumlah poin terkait peningkatan suhu global di masa mendatang. Pertama, bahwa salah satu indikator pengukur angka 1,5 derajat itu adalah interaksi manusia dengan lingkungannya. Dengan kata lain, interaksi manusia yang masih acuh terhadap dampak perubahan iklim berpotensi menyebabkan kenaikan suhu ke angka tersebut.

"Aktivitas manusia diperkirakan telah menyebabkan kenaikan sekitar satu derajat celcius pemanasan global pra industri, dengan kisaran kemungkinan 0,8 derajat celcius hingga 1,2 derajat celcius," demikian tertulis dalam laporan.

Poin selanjutnya dari laporan IPCC adalah soal pemanasan global yang bersumber dari emisi antropogenik dari periode pra industri yang akan menimbulkan dampak panjang dalam sistem iklim dunia. Dengan kata lain, emisi industri selama ini telah membentuk siklus baru berkonotasi negatif dalam sistem iklim dunia, terutama terkait peningkatan suhu bumi yang berdampak pada mencairnya es di Kutub Utara dan Kutub Selatan dan kenaikan permukaan air.

Ilustrasi gambar diambil dari Pixabay

Lalu, poin lain dari laporan ini menyebut angka risiko perubahan iklim terhadap alam dan manusia lebih tinggi dibanding laporan-laporan sebelumnya. Dengan kata lain, perilaku manusia terus memperparah prediksi dan laporan-laporan penelitian terkait perubahan iklim dunia. Sederhananya, penanganan perubahan iklim sudah enggak cukup dilakukan lewat kampanye-kampanye. Sekarang, saatnya melakukan aksi nyata untuk mengurangi risiko perubahan iklim.

Sebab, IPCC turut menyebut, risiko-risiko tersebut bergantung pada besarnya tingkat pemanasan, lokasi geografis, tingkat pembangunan dan kerentanan serta upaya mitigasi dan implementasi perilaku. Makanya, jika kampanye-kampanye dan dorongan sudah enggak mempan mengubah pola interaksi manusia dengan lingkungannya, dan kematian sudah enggak berpengaruh, barangkali menebar ketakutan soal kemiskinan yang disebabkan perubahan iklim bisa menyelamatkan masa depan kita bersama.

Baca Juga : Dua Menit Jelang Akhir Peradaban

Jam Kiamat (Infografis/era.id)

Miskin karena perbahan iklim

Sebelumnya, di tahun 2016, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sempat merilis laporan yang memprediksi kemiskinan luar biasa yang akan menimpa seenggaknya 122 juta orang di seluruh planet bumi pada tahun 2030. Laporan tersebut merujuk pada prediksi menurunnya pendapatan petani dari tahun ke tahun sebagai dampak perubahan iklim.

"Bukan tidak mungkin jika nantinya perubahan iklim akan mempengaruhi sektor pertanian dan keamanan pangan. Pengaruh negatifnya akan menjadi kian parah dan cepat di beberapa daerah tertentu, seperti pulau terpencil atau area yang dipengaruhi oleh cuaca ekstrem, pengaruhnya bisa menjadi bencana besar,” tertulis dalam laporan PBB kala itu.

Baca Juga : Ramalan 15.000 Ilmuwan Tentang Masa Depan Bumi

Seperti laporan soal prediksi perubahan iklim lainnya, dalam laporan 2016 ini, PBB juga mendorong agar masyarakat segera mengubah pola interaksi dengan lingkungan. Sebab, penurunan pendapatan petani adalah setali dengan penurunan hasil panen dan melambungnya harga panen. Artinya, masyarakat akan secara langsung terdampak dari berkaratnya rantai keamanan pangan itu.

"Dalam jangka panjang produksi pangan jadi tidak memungkinkan di sejumlah wilayah di dunia, kecuali tindakan tegas dilakukan untuk menghentikan perubahan iklim ini."

Jadi, jika kematian enggak membuat kita takut, semoga kemiskinan bisa membangunkan rasa takut kita. Percayalah, sedikit rasa takut akan membantu kita bertahan hidup. Dalam hal ini seenggaknya.

Ilustrasi gambar diambil dari Pixabay

 

Tag: perubahan iklim akhir peradaban