Legislator Tantang Dinas LH DKI Tindak Perusahaan Pencemar Lingkungan: Paling Tidak Ada Lima Perusahaan Diberi Sanksi
ERA.id - Anggota Komisi D DPRD DKI Justin Adrian menantang Dinas Lingkungan Hidup DKI menindak tegas perusahaan penyumbang pencemaran lingkungan untuk menekan polusi udara.
"Kita kasih tantangan tiga bulan ke depan paling enggak ada lima perusahaan pencemar lingkungan teridentifikasi dan diberikan sanksi," kata Justin saat dikonfirmasi di Jakarta dikutip dari Antara, Kamis (24/8/2023).
Justin menyatakan keinginannya melihat program lebih tegas dari Dinas LH DKI untuk menurunkan pencemaran lingkungan di Jakarta mulai dari polusi udara hingga limbah.
Terlebih, dia melihat adanya anggaran untuk pemantauan lingkungan sehingga tentunya Dinas LH DKI memiliki nyali untuk menindak perusahaan "nakal" sebagai bukti sudah tegas dalam menerapkan kebijakannya.
Justin menyebut terdapat sekitar 1.600 industri di Jakarta dan beberapa diantaranya diduga menyumbang pencemaran lingkungan.
Salah satunya, ditemukan di sepanjang pantai Marunda, Jakarta Utara yang diketahui membuang limbah perusahaan sehingga merusak ekosistem.
"Bahkan warga sana kalau mau mencari ikan itu harus menunggu tiga jam dulu sampai limbahnya lewat," jelasnya.
Dengan demikian, Justin mengatakan harus ada langkah berani dari Dinas LH DKI untuk segera melakukan penindakan baik dari segi administrasi dan sebagainya.
Kurangi batu bara
Dinas Lingkungan Hidup DKI mengusulkan pabrik mengurangi pemakaian batu bara sebagai bahan bakar untuk menjaga kualitas udara di Ibu Kota.
"Bukan pabriknya yang dipindah, tapi untuk yang masih menggunakan bahan bakar dari batu bara sebaiknya diganti dengan gas," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (LH) DKI Jakarta Asep Kuswanto saat ditemui di Jakarta, Selasa.
Asep menuturkan solusi mengganti batu bara dengan memanfaatkan gas merupakan upaya untuk mengurangi emisi yang dihasilkan dari batu bara.
Meski batubara terbilang murah, namun jika digunakan terus menerus akan menyumbangkan polusi udara, kata Asep.
Terlebih, menurut dia, pabrik mempunyai nilai investasi untuk pertumbuhan ekonomi di Jakarta sehingga tidak dengan mudahnya bisa berpindah ke tempat lain.