Elektabilitas Tinggi, Erick Thohir Dinilai Punya Modal Kuat Diusung Cawapres
ERA.id - Mengantongi elektabilitas tinggi menjadi modal besar Menteri BUMN Erick Thohir untuk diusung sebagai Calon Wakil Presiden (Cawapres) pada Pilpres 2024. Pengamat Politik Citra Institute, Efriza mengungkapkan berdasarkan tiga nama cawapres yaitu Menparekraf Sandiaga Uno dan Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil yang mengerucut belakangan ini, hanya Erick Thohir.
“Kalau berdasarkan ketiga nama itu yang potensial terlihat itu lebih kepada Pak Erick Thohir,” kata Efriza, ketika dihubungi, Kamis (24/8/2023).
Sosok Erick Thohir yang memiliki kapasitas paripurna belakangan ini memang mencuri perhatian banyak kandidat calon presiden (capres) yang ingin berpasangan dengannya. Hal itu terekam jelas dari kapasitasnya sebagai menteri di Kabinet Indonesia Maju dan Ketum PSSI.
Menjabat sebagai orang nomor satu di Kementerian BUMN, membuat banyak torehan positif yang sudah dilakukan oleh Erick Thohir. Salah satunya adalah laba BUMN yang terus tumbuh secara konsisten.
Bermula dari Rp13 triliun pada tahun 2020, kemudian melompat menjadi Rp124 triliun pada tahun 2021 dan puncaknya adalah ketika induk perusahaan pelat merah itu mendapatkan raihan laba sebesar Rp303 triliun pada tahun 2022. Tak hanya perolehan laba Kementerian BUMN yang meningkat, setali tiga uang, perolehan elektabilitas Erick Thohir jelang Pilpres 2024 juga terus menunjukkan penguatan.
Hal itu terekam dari hasil survei yang dikeluarkan oleh Lembaga Survei Indonesia (LSI) periode 1-8 Juli 2023. Dari survei dengan simulasi tujuh nama tersebut, Erick Thohir berhasil mendapatkan dukungan tertinggi dengan 21,2 persen suara.
Diikuti oleh Gubernur Jawa Barat (Jabar), Ridwan Kamil dengan 19,6 persen dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno dengan capaian suara sebanyak 17,5 persen. Maka dari itu, Efriza menegaskan, jika modal elektabilitas besar dan kemampuan Erick Thohir yang mumpuni menjadikannya sebagai sosok cawapres yang dominan pada Pilpres 2024 mendatang.
Hal itu menurutnya berkebalikan dengan cawapres lain seperti Sandiaga Uno yang terlihat akan kesulitan masuk ke dalam tiga koalisi besar yang sudah terbentuk.
“Kalau Sandiaga memang menarik, tapi dia sulit untuk di antara tiga koalisi, yang paling potensial itu Erick Thohir,” ujar Efriza.