Menteri Lingkungan Hidup: Kendaraan Jadi Sumber Utama Pencemaran Udara di Jabodetabek
ERA.id - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) RI Siti Nurbaya Bakar mengemukakan upaya perbaikan kualitas udara di Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi) dilakukan melalui modifikasi cuaca hingga penanaman pohon.
"Angka-angka yang dilihat sebagai sumber pencemaran ataupun penurunan kualitas udara Jabodetabek yaitu 44 persen kendaraan, 34 persen pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dan sisanya dari rumah tangga, pembakaran dan lainnya," kata Siti dalam keterangan pers secara virtual yang diikuti dari YouTube Sekretariat Presiden di Jakarta, Senin (28/8/2023) dikutip dari Antara.
Ia mengatakan, penanganan pengendalian polusi udara ditangani seluruh kementerian dan lembaga terkait melalui tindakan tegas dalam operasi di lapangan.
Menurut Siti teknik modifikasi cuaca membutuhkan awan berikut persyaratan menurut ketentuan klimatologi.
KLHK melaporkan modifikasi cuaca di wilayah Bogor, Jawa Barat, pada Ahad (27/8) efektif memperbaiki kualitas udara di wilayah setempat.
"Kemarin sudah mengikuti tanggal 27 Agustus terjadi hujan, hujan di Bogor selama 5.53 menit. Dalam record KLHK, setelah hujan itu pada jam 15.30 WIB dari angka Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) 97, itu pada jam 18.30 WIB angkanya drop jadi 29," kata
Artinya, kata Siti, kualitas udara pada area yang diguyur hujan tergolong membaik.
Perbaikan kualitas udara yang signifikan di Kota Bogor karena faktor hujan buatan dilaporkan Siti berada di Tanah Sareal. Angka ISPU yang tercatat turun dari 87 ke angka 13.
"Jadi artinya memang seperti saya pernah bilang, kalau pencemaran udara naik berputar-putar di situ. Tapi ketika tercuci, jadi baik," ujarnya.
Penanggulangan udara kotor juga melibatkan modifikasi cuaca mikro pada area tertentu, seperti di kawasan Gedung Pertamina depan Masjid Istiqlal, Jakarta.
Teknik yang dilakukan, kata Siti, diembuskan uap air dari gedung-gedung sehingga bisa mempengaruhi partikel pembentuk polusi udara.
Cara lain yang juga ditempuh berupa tirai air yang dipasang di teras gedung-gedung besar yang menghadap ruang publik.
"Kalau kayak air mancur terus-terusan itu juga akan memberikan uap air sebetulnya, sehingga itu juga bisa mempengaruhi," katanya.
Selain melalui teknik air, kata Siti, udara kotor juga dimitigasi melalui penanaman pohon berdiameter batang besar oleh seluruh pemangku kepentingan terkait, termasuk perkantoran, masyarakat, dunia usaha, di area gedung-gedung besar.
"Bisa di teras gedung yang besar. Kita perlu tanam sebanyaknya, kalau perlu jarak tanamnya diatur jangan seperti biasa 3x1 m, tapi cukup 1x1 m dan lainnya," katanya.