Demokrat Beberkan Kronologi Pengkhianatan Anies: Sempat Pilih AHY Jadi Cawapres
ERA.id - Partai Demokrat menyatakan Anies Baswedan sempat memilih Agus Harimurti Yudhoyono atau yang akrab disapa AHY sebagai pendampingnya pada 2024.
Sekjen Partai Demokrat Teuku Riefky Harsya mengatakan keputusan itu telah disampaikan Anies pada 14 Juni lalu.
Bahkan, nama AHY pun sudah diberitahukan kepada para ketua umum dan majelis tinggi partai Koalisi Perubahan.
"Dalam hal ini langsung kepada Surya Paloh, Salim Segaf Al Jufri dan Ah,ad Syaikhu, serta kepada AHY dan Susilo Bambang Yudhoyono," jelas Riefky dalam keterangan resminya pada Kamis (31/8/2023).
Menurut Anies, ketiga pimpinan parpol pun telah menerima keputusan tersebut dan tidak ada penolakan.
"Anies menyampaikan alasan memilih Ketum AHY, karena memenuhi seluruh syarat dan kriteria yang ditentukan dalam Piagam Koalisi Perubahan untuk Persatuan," jelas Riefky.
Anies juga telah menuliskan keputusannya itu pada 25 Agustus dan telah ditandatangani kepada ketum AHY.
"Inti dari surat tersebut ialah untuk meminta secara resmi agar Ketum AHY bersedia untuk menjadi Cawapresnya," kata Riefky.
Dia menambahkan atas desakan dari kalangan masyarakat dan makin merosotnya elektabiliast Capres Anies, maka jajaran koalisi sepakat untuk segera mengdeklarasikan capres dan cawapres.
Deklarasi yang ditunggu-tunggu tersebut tak pernah terwujud. Riefky menduga kuat tak terlaksananya hal itu karena Anies lebih patuh kepada Ketua Umum NasDem Surya Paloh yang ingin terus menunda.
"Sesuatu yang tidak terduga dan sulit dipercaya terjadi. Pada selasa malam 29 Agustus 2023 di NasDem Tower, secara sepihak Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh tiba-tiba menetapkan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar sebagai cawapres anies tanpa sepengetahuan Demokrat dan PKS," kata Riefky.
Malam itu juga, jelas dia, Anies dipanggil oleh Surya Paloh untuk menerima keputusan itu.
"Sehari kemudian, 30 Agustus 2023, Capres Anies dalam urusan yang sangat penting ini, tidak menyampaikan secara langsung kepada pimpinan tertinggi PKS dan Partai Demokrat, melainkan terlebih dahulu mengutus Sudirman Said untuk menyampaikannya," jelas Riefky.
Dia pun menegaskan hal yang dilakukan Anies dan Surya Paloh merupakan bentuk pengkhianatan.