Banyak Anak Muda Impulsive Spending, Ini Kiat Pertahankan Gaya Hidup Tapi Investasi Tetap Aman

ERA.id - Berdasarkan riset tahunan OCBC NISP Financial Fitness Index (FFI) 2023, kondisi kesehatan finansial generasi muda Indonesia menunjukkan bahwa skor kesehatan finansial generasi muda di Indonesia terus meningkat selama tiga tahun terakhir. Meskipun kondisi ini merupakan dimana situasi baru keluar dari situasi pandemi.

Skor tahun ini menunjukkan angka 41,16, mengalami kenaikan sebesar 1,10 poin dibandingkan tahun lalu. Namun, meskipun secara umum generasi muda Indonesia terus berusaha memperbaiki kebiasaan finansialnya, masih banyak yang membuat keputusan keliru dalam hal spending.

Faktanya, sebanyak 35% mengaku bahwa mereka pernah melakukan pengeluaran lifestyle secara impulsif selama enam bulan terakhir, termasuk konser, travelling, atau belanja berlebihan. Uniknya lagi, ternyata 60% dari mereka yang impulsif datang dari demografi dengan penghasilan 5 sampai 8 juta perbulan.

Hal ini juga yang mengakibatkan skor finansial mereka yang memiliki pendapatan 5-8 juta mengalami penurunan. Meskipun begitu, persentase generasi muda yang menghabiskan uang demi gaya hidup sudah menurun sebesar 3% menjadi 73%, dari angka tahun lalu yang menunjukkan angka 76%.

Amir Widjaya, EVP Marketing & Lifestyle Business Division Head Bank OCBC NISP mengatakan, bahwa sehat finansial itu bisa dicapai oleh semua kalangan, terlepas dari latar belakang dan status subekonomi mereka. Semua orang tentu memiliki kebutuhan hiburan atau lifestyle, dan memenuhi kebutuhan tersebut bukanlah hal yang negatif.

FFI/OCBC NISP

"Namun, generasi muda harus pintar menyiasati agar keinginan tidak mengorbankan kebutuhan dasar lainnya. Dengan begitu, kami menyerukan bahwa lifestyle terus jalan, investasi tetap aman, dan jadi financially fit bisa dilakukan bersamaan, selama pembagian dananya sudah benar dengan tidak mengorbankan dana darurat atau investasi," ungkapnya dalam acara Financial, Fitness Index (FFI) 2023, belum lama ini di jakarta.

Fakta unik lain yang diungkap riset ini adalah, ternyata jumlah generasi muda yang menganggap definisi 'kaya' adalah mereka yang sering liburan, naik sebesar 350% dibandingkan tahun sebelumnya. Namun, mereka yang yang percaya bahwa definisi 'kaya' berkaitan dengan hal-hal yang bersifat non-investasi, seperti rumah mewah atau fashion bermerek ataupun sering travelling/konser, memiliki skor kesehatan finansial yang rendah. Di sisi lain, mereka yang mengaitkan 'kaya' dengan memiliki produk investasi seperti emas, properti yang disewakan, produk bank lainnya, memiliki skor finansial yang lebih sehat.

Berangkat dari fakta ini, maka penting perusahaan keuangan dan investasi menyediakan edukasi mengenai kesehatan finansial untuk semua orang. Ini sebagai langkah untuk mengajak semakin banyak orang sehat secara financial.

"Misalnya bisa dengan melatih kesehatan finansial bersama Financial Coach yang tepercaya lewat aplikasi. Kemudian memiliki produk- produk keuangan yang disediakan Kartu Kredit dengan benefit autocuan cashback hingga 8% belanja online sepanjang tahun, dan juga mengikuti gerakan #Save20, yang mengajak masyarakat menyisihkan mulai dari Rp 20.000 sehari untuk ditabung atau diinvestasikan," paparnya.