Manuver Gus Muhaimin dan Gonjang-Ganjing Pilpres 2024

ERA.id - Tahun 2023 sudah memasuki kuartal ketiga, tetapi dinamika koalisi partai politik (parpol) menyambut pemilihan umum (pemilu) tahun depan masih bergejolak. Muhaimin Iskandar, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), sebelumnya pernah menyampaikan bahwa arah dukungan dan koalisi politik di tanah air belum bisa diprediksi dan masih sangat fleksibel.

“Berdasarkan survei-survei yang ada, baik yang asli maupun yang pesanan, itu memang enggak jelas. Masih dinamis,” ujarnya dalam talkshow politik di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta Pusat, Sabtu (19/8/2023). “Detik-detik terakhir penentunya adalah nanti pada saat pendaftaran itu, seperti peristiwa 2019.”

Menurut pria yang namanya kini tengah menjadi “mata badai” setelah isu bergabungnya PKB dengan partai NasDem menyeruak, bentuk koalisi parpol akan mulai kelihatan jelas pada akhir September nanti. Hingga saat itu tiba, Gus Muhaimin mengaku sebagai salah satu aktor politik yang bisa bergerak leluasa. 

“Kanan-kiri butuh saya,” tambahnya dengan percaya diri menanggapi pengamat politik Feri Amsari yang menyangsikan kekuatan politiknya.

Nama Gus Muhaimin sendiri baru-baru ini mencuat setelah Partai Demokrat mengumumkan bahwa Anies, bakal calon presiden (bacapres) yang mereka usung bersama NasDem dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), menyetujui secara sepihak kerja sama politik antara NasDem dan PKB. 

“Pada Selasa malam, 29 Agustus 2023, di NasDem Tower, secara sepihak Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh tiba-tiba menetapkan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar sebagai cawapres (calon wakil presiden) Anies, tanpa sepengetahuan Partai Demokrat dan PKS,” ujar Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP Partai Demokrat Teuku Riefky Harsya dalam siaran resmi Partai Demokrat di Jakarta, Kamis (31/8/2023).

Anies juga disebut menerima keputusan itu tanpa pemberitahuan sebelumnya kepada Demokrat dan PKS. Namun, sejauh ini belum ada tanggapan apa pun dari Anies soal isu tersebut.

PKB juga belum mengumumkan penetapan ketua umum mereka sebagai bakal calon wakil presiden (bacawapres) Anies. Pasalnya, PKB saat ini masih tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju yang mengusung Prabowo Subianto sebagai bacapres.

Berdasarkan Undang-Undang No. 7 Tahun 2017 tentang Pemilu, syarat bagi parpol atau koalisi parpol mengusung capres-cawapres yaitu memiliki 25 persen suara sah nasional atau 20 persen kursi DPR dari hasil pemilu sebelumnya. Maka, pada pemilu 2024 nanti, mereka harus punya minimal 115 kursi di DPR berdasarkan hasil pemilu 2019.

Penerapan presidential treshold tersebut kini menyebabkan tiap parpol yang tak punya bacapres saling berebut menempati kursi bacawapres di koalisi masing-masing. Kongkalikong para elit parpol dan perpindahan parpol dari satu koalisi ke koalisi lain jadi tak terhindarkan. 

Hingga saat ini, setidaknya ada tiga poros koalisi parpol yang memenuhi presidential treshold:

1. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan 128 kursi dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dengan 19 kursi;

2. Koalisi Indonesia Maju yang berisi Partai Gerindra dengan 78 kursi, PKB dengan 58 kursi, Partai Golkar dengan 85 kursi, dan Partai Amanat Nasional (PAN) dengan 44 kursi;

3. dan Koalisi Perubahan yang berisi NasDem dengan 59 kursi, Demokrat dengan 54 kursi, dan PKS dengan 50 kursi.

Namun, perkembangan terbaru dengan isu bergabungnya PKB ke kubu NasDem mempengaruhi seluruh peta koalisi parpol di atas.

Imbas manuver politik Gus Muhaimin

Tiga poros koalisi yang sementara ini terbentuk adalah hasil dari beberapa kali rotasi parpol yang terjadi. Sebelumnya, ada empat koalisi yang lebih dulu muncul:

Pertama, koalisi antara Gerindra dan PKB yang sebelumnya bernama Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya sebelum bergabungnya Golkar dan PAN. 

Kedua, Koalisi Indonesia Bersatu antara Golkar, PAN, dan PPP, sebelum bubar dan masing-masing anggotanya bergabung dengan koalisi lain. 

Ketiga, Koalisi Perubahan antara NasDem, Demokrat, dan PKS. 

Terakhir, PDIP yang sudah melewati presidential treshold tanpa butuh koalisi.

Semenjak Golkar dan PAN memilih merapat ke koalisi Gerindra-PKB, kans Gus Muhaimin untuk maju sebagai cawapres mendampingi Prabowo kian menipis. Sebelumnya, menurut Gus Muhaimin, hubungan Gerindra dan PKB sama-sama saling membutuhkan untuk lolos presidential treshold. 

“Dia (Prabowo) punya partai enggak akan bisa lolos presidential treshold tanpa PKB, PKB juga begitu,” ucapnya, Sabtu (19/8/2023), “Kalau saya bersama Prabowo itu sama-sama butuh, nah sekarang ada Golkar, ada PAN, gabung jadi empat. Jangan-jangan udah sama-sama enggak butuh?” 

Sebelum isu penetapan Gus Muhaimin sebagai bacawapres Anies mencuat, mantan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi itu juga sempat bertemu dengan bacapres PDIP Ganjar Pranowo. 

Keduanya makan siang bersama pada hari Jumat (18/8/2023) dan Gus Muhaimin mengaku bahwa Ganjar yang mengundangnya terlebih dulu. Waktu itu, respon Gerindra tampak tenang. 

"Kami merasa komunikasi Pak Muhaimin dengan semua tokoh upaya mempererat silaturahmi, mempererat persatuan dan kesatuan meski dengan capres yang berbeda dengan yang diputuskan (koalisi)," ucap Sekjen Gerindra Ahmad Muzani di DPN Partai Gelora, Jakarta Selatan, Sabtu (19/8/2023).

Sementara itu, menanggapi isu PKB berkoalisi dengan NasDem, Muzani menyatakan bahwa Prabowo akan menemui Gus Muhaimin secara langsung pada Jumat malam (1/9/2023). 

“Insya Allah beliau (Prabowo) malam ini akan bertemu dengan Pak Muhaiman untuk melakukan tabayyun tentang hal tersebut. Supaya berita yang simpang siur tersebut tidak menjadi salah sangka yang bisa merusak hubungan antara Gerindra dan PKB,” kata Muzani di Jakarta Pusat, Jumat (1/9/2023).

Sebelumnya, Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid juga memberi isyarat bahwa partainya akan pamit dari Koalisi Indonesia Maju setelah Dewan Majelis Syuro PKB menggelar rapat pleno pada Jumat pagi.

“Dengan sendirinya,” jawab Jazilul ketika ditanya apakah sudah ada rencana untuk pamit ke Partai Gerindra.

Ia menambahkan bahwa PKB akan berkonsultasi dengan ulama Nahdlatul ‘Ulama (NU) di Surabaya, Jawa Timur. Selanjutnya, deklarasi pasangan Anies-Gus Muhaimin akan dilangsungkan pada Sabtu (2/9/2023) di kota yang sama.

“Hari ini, semuanya (internal PKB) menyambut baik tawaran kerja sama dari Partai NasDem,” lanjut Jazilul.

Sementara itu, Demokrat yang lebih dulu membangun koalisi dengan NasDem menuding telah dikhianati baik oleh NasDem maupun Anies.

“Rentetan peristiwa yang terjadi merupakan bentuk pengkhianatan terhadap semangat perubahan, pengkhianatan terhadap Piagam Koalisi yang telah disepakati oleh parpol, juga pengkhianatan terhadap apa yang telah disampaikan sendiri oleh capres Anies Baswedan yang telah diberikan mandat untuk memimpin Koalisi Perubahan,” ujar Sekjen Demokrat Teuku Riefky Harsya.

Menimbang duet bacapres-bacawapres tiap koalisi

Jika pasangan Anies-Gus Muhaimin benar dideklarasikan Sabtu besok seperti diucapkan Jazilul, maka kebuntuan pemilihan bacawapres di tiap koalisi akan mulai terurai. Koalisi Indonesia Maju akan menyisakan Gerindra, Golkar, dan PAN. Sementara Koalisi Perubahan terancam ditinggalkan Demokrat.

Ketua Umum NasDem Surya Paloh memberi sinyal tak bisa menjamin apakah koalisinya masih utuh bersama Demokrat dan PKS atau tidak.

“Sampai hari ini koalisi masih ada. Pagi masih ada atau setengah ada, kita belum tahu juga,” kata Surya saat ditemui di NasDem Tower, Jakarta Pusat, Kamis malam (31/8/2023).

Meski begitu, ia mengaku akan menghormati apa pun keputusan Demokrat, termasuk apabila mereka memutuskan hengkang dari Koalisi Perubahan.

Gabungan Demokrat dan PKS sendiri belum cukup untuk memenuhi presidential treshold 20 persen. Sehingga keduanya harus bergabung dengan parpol lain jika memutuskan keluar dari koalisi saat ini. 

Adapun Koalisi Indonesia Maju bisa tetap bertahan dengan tiga partai yang tersisa: Gerindra, Golkar, dan PAN, dengan total 207 kursi di DPR.

Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan mengungkapkan partainya ingin mengusung Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir sebagai salah satu kandidat Pilpres 2024. Sementara Ketua DPP Golkar Ace Hasan Syadzily mendorong ketua umumnya, Airlangga Hartarto sebagai cawapres Prabowo.

Di kubu koalisi PDIP, juru bicara PPP Achmad Baidowi meyakini peluang Ketua Badan Pemenangan Pemilu PPP Sandiaga Uno menjadi cawapres Ganjar semakin terbuka dengan merapatnya PKB ke NasDem.

“Dengan komposisi seperti itu, maka kemudian peluang Pak Sandiaga Uno di Pak Ganjar semakin terbuka dan kami mengajak Demokrat dan PKS bergabung dengan Ganjar, pendukung Ganjar,” ucap Baidowi di Bentara Budaya Jakarta, Kamis (31/8/2023).

Namun, hingga saat ini, semuanya masih belum pasti. Seperti yang pernah dikatakan Gus Muhaimin, semuanya baru akan mulai jelas menjelang pendaftaran capres dan cawapres yang dijadwalkan pada 19 Oktober 2023 hingga 25 November 2023 nanti.