Pengamat Nilai Dukungan Golkar dan PAN Beri Suntikan Elektoral Bagi Prabowo di Koalisi Indonesia Maju

ERA.id - Elektabilitas Calon Presiden (Capres) Prabowo Subianto dan Koalisi Indonesia Maju (KIM) diprediksi masih tetap kokoh menatap kontestasi Pilpres 2024 kendati kehilangan salah satu mitra politiknya yaitu Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Hal itu dikarenakan masih adanya dukungan yang kuat dari Golkar dan Partai Amanat Nasional (PAN). 

Pengamat Politik Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jawa Timur, Singgih Manggalou mengungkapkan hilangnya PKB dan Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, diprediksi tidak akan memberikan pengaruh apapun bagi Prabowo dan KIM jelang Pilpres 2024. Hal itu lantaran suara Golkar dan PAN bisa menambal kekurangan tersebut. 

“Setelah keluarnya PKB dari koalisi, tentunya ada efek untuk kalangan Nahdlatul Ulama (NU). Akan tetapi dukungan Golkar dan PAN memberi darah segar perjuangan baru untuk Koalisi Indonesia Maju,” kata Singgih, ketika dihubungi, Minggu (3/9/2023). 

Singgih menegaskan, hilangnya PKB dirasa tidak akan mempengaruhi elektabilitas Prabowo dan juga KIM yang saat ini masih di peringkat teratas di berbagai lembaga survei. Seperti perhitungan yang sudah dilakukan oleh Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA yang dilakukan periode 1 – 8 Agustus 2023. 

Merujuk pada survei LSI Denny JA tersebut, baik elektabilitas Prabowo dan KIM masih bertengger di peringkat pertama. Elektabilitas Prabowo pada simulasi tiga nama capres yang diselenggarakan LSI Denny JA berada di urutan teratas dengan total dukungan mencapai 36,2 persen. 

Kemudian disusul oleh Capres PDIP, Ganjar Pranowo dengan 35,8 persen dan Capres Anies Baswedan yang hanya meraup suara sebesar 19,7 persen. Sementara itu, masih dari survei yang sama, partai pro Prabowo juga masih mengantongi elektoral tertinggi dengan 39,0 persen. 

Diikuti oleh partai pro Ganjar dengan 25,2 persen dan partai pro Anies dengan 14,5 persen. Oleh karenanya, Singgih meyakini, KIM masih punya taji untuk bertarung dengan kubu Ganjar dan juga Anies pada Pilpres 2024 mendatang. 

Apalagi menurutnya, sudah banyak beberapa partai non parlemen yang mulai melabuhkan dukungannya pada koalisi yang mengusung Menteri Pertahanan RI tersebut. 

“Artinya hilang satu tumbuh dua dukungan,” ujar Singgih.