Pak Anies, Dapat Salam dari Pak Djarot

Your browser doesn’t support HTML5 audio
Jakarta, era.id - Tepat hari ini, 16 Oktober, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan telah satu tahun memimpin ibu kota. Kini dia menjalankan roda pemerintahannya sendirian, setelah ditinggal Sandiaga Uno, yang maju jadi calon wakil presiden mendampingi Prabowo Subianto pada Agustus 2018.

Pada momentum ini, tim era.id meminta tanggapan kinerja Anies kepada mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat, yang secara tidak sengaja bertemu di daerah Menteng, Jakarta Pusat.

Djarot tak banyak berkomentar, dia hanya memberikan selamat Anies agar bekerja dengan baik.

"Tanggapan terkait setahun menjabat, selamat bekerja untuk pak Anies," tutur Djarot di lokasi, Selasa (16/10/2018).

Salah satu pewarta bertanya apakah ada hal lain yang ingin disampaikan, Djarot enggan menjawab lebih. 

"Sudah," ucap kader PDIP tersebut sambil memundurkan badan kemudian menjawab pertanyaan lain.

Sebelumnya, Anggota DPRD Fraksi PDIP mengkritik enam program Anies selama setahun belakangan yang dirasa belum tepat sasaran, yaitu soal OK OCE, OK OTrip yang berganti nama menjadi Jak Lingko, Rumah DP 0 Rupiah, naturalisasi sungai, legalisasi becak, hingga pelayanan publik.

 

Anies mengklaim, program-program yang ia lakukan setahun ini telah mencerminkan rencana pembangunan 5 tahunan dan sudah masuk ke dalam rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD). Program ini pun merupakan janjinya saat kampanye dulu.

"Sebagian sudah mulai kita laksanakan, anggaran-anggaran untuk 2019 sudah mulai mencerminkan rencana kita. Target di tahun pertama adalah memasukan janji (saat kampanye) ke dalam rencananya pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD)," ungkap Anies di Kompleks GBK, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa, (16/10/2018).

Baca Juga : Anies Klaim Tahun Pertamanya di Jakarta Sukses

Djarot dan Anies memiliki hubungan yang tidak dipisahkan. Sebab, keduanya adalah rival saat Pilkada DKI Jakarta. 

Mari kita ingat kembali bagaimana kontestasi Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu. Saat itu, Djarot menjadi calon wakil gubernur DKI Jakarta mendampingi Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Mereka melawan Anies-Sandi dan kalah di putaran kedua. Sementara, pada putaran pertama, satu pasangan lainnya, Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni gugur lebih dulu.

Suasana menjelang pemilihan kala itu cukup panas. Tak jarang warga Jakarta bersiteru menjagokan pilihannya masing-masing, termasuk di media sosial. Isu pemantik pun digulirkan untuk memperpanas kontestasi politik Ibu kota, khususnya SARA.

Ambil contoh, isu SARA yang membuat Ahok dipenjara karena ucapannya di Pulau Seribu dianggap menistakan Agama. Sampai pada akhirnya, Anies-Sandi mendapatkan kursi gubenur dan wakil gubernur. Pada saat serah terima jabatannya tepat setahun lalu, Djarot tidak hadir di Balai Kota DKI, tentunya Ahok juga karena sedang dihukum penjara.

Tag: pemprov dki jakarta