UNESCO Beri "Kartu Kuning" ke Wisata Danau Toba, Sandi Uno Sebut Kunjungan Wisatawan Malah Melonjak

ERA.id - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengatakan kunjungan wisatawan ke Danau Toba, Sumatra Utara (Sumut), saat ini meningkat signifikan, di tengah pemberian “kartu kuning” atau peringatan dari organisasi internasional UNESCO.

“Per hari ini kunjungan ke Danau Toba meningkat signifikan dan kita akan meminimalisasi dampak negatif terhadap ‘kartu kuning’ tersebut,” kata Menparekraf Sandiaga Uno usai mengikuti rapat terbatas (ratas) dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Kepresidenan Jakarta dikutip dari Antara, Rabu (4/10/2023).

Menparekaf Sandiaga mengatakan pihaknya akan melakukan langkah antisipasif dengan memberi tahu para calon wisatawan bahwa Danau Toba masih terjaga alamnya. Hal itu menjadi salah satu langkah guna memastikan Danau Toba tetap berstatus sebagai UNESCO Global Geopark.

Sebelumnya organisasi internasional, UNESCO, memberikan yellow card (kartu kuning) untuk mencabut status Kaldera Toba atau Danau Toba dari status Global Geopark jika pengelolaan tidak dibenahi.

Menparekraf mengatakan peringatan UNESCO itu menjadi alarm bagi Indonesia.

“Ini pelajaran bagi kita ya dan seperti alarm juga. Jadi salah satu yang diangkat, meski kita masih tunggu penjelasan dari UNESCO awal tahun depan, tapi yang terlihat adalah aspek sinergitas antara badan pengelola dengan pemangku kepentingan lain,” jelas Menparekraf Sandiaga.

Oleh karena itu ia langsung berkoordinasi dengan badan pengelola yang diampu oleh Dinas Pariwisata Pemprov Sumut, pemerintah kabupaten/kota, pemerintah pusat, dan badan otorita.

“Jadi aspek untuk pembinaan dari masyarakat pelaku usaha untuk memastikan bahwa geopark ini statusnya tetap menjadi UNESCO Global Geopark, kita akan siapkan langkah-langkah strategis, dan setelah mendapat lengkap (penjelasan) dari UNESCO tentang hal-hal apa yang akan kita diperbaiki, kita akan siap dan mampu melaksanakannya,” kata Menparekraf.

Salah satunya, kata dia, mengintegrasikan antara badan pengelola komunikasi dengan badan otorita.

"Jadi itu yang jadi catatan kita dan ada beberapa langkah tentang keberlanjutan lingkungan, pengelolaan sampah, pengendalian mutu air, event-event seperti F1 Power Boat spesialisasi lebih baik, sinkronisasi dan harmonisasi dari kebijakan yang akan kita perbaiki ke depan," kata Menparekraf Sandiaga Uno.