Pj Gubernur Sulsel Bahtiar Usul Dana Desa Digunakan untuk Budi Daya Pisang dan Pembuatan Rumpon
ERA.id - Penjabat (Pj) Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Bahtiar Baharuddin mengusulkan pemanfaatan 40 persen Dana Desa dari APBN, digunakan untuk budi daya pisang dan pembuatan rumah ikan atau rumpon.
Alokasi penggunaan Dana Desa untuk ketahanan pangan melalui budi daya hortikultura pisang, kata dia, diharapkan memberikan manfaat kepada masyarakat dan lahan tidur yang tidak dikelola menjadi lahan produktif, serta rumpon ikan membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar dan meningkatkan hasil tangkap nelayan.
Pj Gubernur Bahtiar dalam keterangan yang diterima di Makassar, Minggu (8/10/2023), mengatakan sudah membangun komunikasi dengan Dirjen Pembangunan Desa Kementerian Desa dan Pembangunan Desa Tertinggal (Kemendes PDTT) untuk mengalihkan Dana Desa sebagai gerakan ekonomi kerakyatan yang berujung penurunan kemiskinan ekstrem dan angka pengangguran di Sulsel.
"Supaya anggaran desa ini efektif, saya sudah bicara dengan Dirjen Pembangunan Desa. Kan kalau hanya menggunakan APBD murni provinsi atau kabupaten/kota, uang kita terbatas," katanya usai silaturahmi dengan seluruh Forkopimda, KPU, Bawaslu, dan seluruh Kades se-Kabupaten Sinjai.
Ia mengatakan ada 2.266 desa di provinsi itu yang bila disalurkan Dana Desa untuk budi daya pisang dan pembuatan rumpon.
"Kalau 2.266 desa, saya gunakan 40 persen saja (Dana Desa) Rp400juta per desa, kali 2.266 desa, maka ada Rp900 miliar lebih. Ini kalau saya pakai untuk tanam pisang atau saya pakai untuk bikin rumpon di daerah pesisir luar biasa," lanjutnya.
Rencana penggunaan Dana Desa tersebut, kata dia, supaya bisa dinikmati masyarakat secara keseluruhan. Apalagi Sulsel dikenal sebagai daerah penghasil pertanian yang besar dan menjadi salah satu lumbung pangan nasional.
Begitupun dengan sektor perikanan, lanjutnya, jika sudah ada rumpon di sekian mil dari bibir pantai, maka nelayan tidak perlu lagi mencari ikan jauh-jauh.
"Kawan-kawan ini kalau mancing tersenyum. Itu karena banjir ikan dari Sinjai sampai Luwu Timur di sana, dan tidak boleh hanya Sinjai yang lakukan. Semuanya harus lakukan, harus sama supaya masyarakat kita semua menikmati," tuturnya.