Wanita Tertua Peraih Rekor Dunia Skydiving Meninggal Dunia di Usia 104 Tahun
ERA.id - Wanita tertua yang meraih rekor Guinness World Records untuk skydiving atau terjun payung dari pesawat meninggal dunia. Dorothy Hoffner menghembuskan nafas terakhir hanya beberapa hari setelah meraih rekor dunianya di usia 104 tahun.
Teman dekat Hoffner, Joe Conant, mengatakan dia ditemukan tewas Senin pagi oleh staf di komunitas senior Brookdale Lake View. Conant mengatakan Hoffner rupanya meninggal dalam tidurnya pada Minggu malam waktu setempat.
“Dia tidak kenal lelah. Dia terus berjalan. Dia bukanlah seseorang yang akan tidur siang di sore hari, atau tidak muncul untuk acara apa pun, makan malam, atau apa pun. Dia selalu ada, hadir sepenuhnya. Dia terus berjalan, selalu,” kata Conant, dikutip AP News, Jumat (13/10/2023).
Rekor dunia yang diraih oleh Hoffner ini dilakukan pada 1 Oktober lalu. Dia melakukan terjun payung tandem yang bisa membuatnya masuk dalam buku rekor sebagai penerjun payung tertua di dunia.
Dia melompat keluar dari pesawat dari ketinggian 13.500 kaki (4.100 meter) di Skydive Chicago di Ottawa, Illinois, 85 mil (140 kilometer) barat daya Chicago.
“Usia hanyalah angka,” kata Hoffner kepada penonton yang bersorak beberapa saat setelah mendarat.
Aksi Hoffner terjun payung ini bukan kali pertama yang dia lakukan. Saat usianya 100 tahun, wanita asal Chicago itu juga melakukan aksi serupa.
Menurut Conant, Hoffner sedang mengerjakan dokumen untuk memastikan bahwa Guinness World Records mensertifikasi Hoffner secara anumerta sebagai skydiver tertua di dunia, tapi dia memperkirakan hal itu akan memakan waktu. Rekor saat ini dibuat pada Mei 2022 oleh Linnéa Ingegärd Larsson dari Swedia yang berusia 103 tahun.
Meski mengejar dokumenter, Conant mengatakan Hoffner tidak terjun payung untuk memecahkan rekor. Dia mengatakan Hoffner sangat menikmati lompatan pertamanya sehingga dia ingin melakukannya lagi.
“Dia tidak berniat memecahkan rekor. Dan dia tidak tertarik pada publisitas atau apa pun. Dia tidak melakukannya karena alasan lain selain ingin terjun payung,” katanya.
Terkait kepergian Hoffner, Skydive Chicago dan Asosiasi Parasut Amerika Serikat mengaku sedih atas kehilangan itu. Mereka merasa terhormat Hoffner telah menjadi bagian darinya.
“Kami sangat sedih atas meninggalnya Dorothy dan merasa terhormat telah menjadi bagian dalam mewujudkan rekor terjun payung dunianya menjadi kenyataan. Terjun payung adalah aktivitas yang banyak dari kita masukkan ke dalam daftar keinginan kita. Namun Dorothy mengingatkan kita bahwa tidak ada kata terlambat untuk merasakan sensasi seumur hidup,” kata Skydive Chicago.
“Kami selamanya bersyukur bahwa terjun payung adalah bagian dari kehidupannya yang menyenangkan dan menyenangkan,” sambungnya.
Conant mengatakan Hoffner bekerja selama lebih dari empat dekade sebagai operator telepon di Illinois Bell, yang kemudian menjadi AT&T, dan pensiun 43 tahun lalu. Sepanjang hidupnya, Hoffner tidak pernah menikah, dan tidak memiliki anggota keluarga dekat.
Upacara peringatan untuk Hoffner akan diadakan pada awal November.
“Dia adalah teman baik yang menjadi inspirasi,” tutup Conant.