Penggunaan Plastik di Korea Selatan Meningkat 14 Kali Lipat, Album K-Pop Jadi Penyumbang Terbesar
ERA.id - Industri hiburan Korea Selatan menjadi penyumbang terbanyak pemakaian plastik dalam enam tahun terakhir. Jumlah pemakaian plastik ini meningkat 14 kali lipat, yang didominasi dengan produksi album K-Pop.
Menurut laporan Kementerian Lingkungan Hidup yang diperoleh anggota Komite Perburuhan Majelis Nasional Woo Wonsik, perusahaan hiburan K-pop menggunakan 801,5 ton plastik tahun lalu untuk membuat album fisik, termasuk CD, kartu foto, dan pembungkus vinil.
Angka tersebut melonjak tajam dari tahun-tahun sebelumnya lebih dari 14 kali lipat dari 55,8 ton pada tahun 2017 menjadi 145,4 ton pada tahun 2018 dan 479 ton pada 2021.
Menurut catatan Circle Chart, lebih dari 74,2 juta album K-Pop terjual secara nasional tahun lalu. Angka itu juga menunjukkan setidanya 1.390 ton sampah plastik yang dihasilkan dari CD saja, tidak termasuk kemasan dan barang dagang lainnya.
HYBE yang merupakan agensi dari BTS menghabiskan 894,6 ton plastik untuk memproduksi dan mengemas produk musik tahun lalu. HYBE pun membayar sejumlah biaya yang semakin besar sebagai kompensasi atas dampak perubahan iklim.
"Sehubungan dengan meningkatnya penggunaan plastik, perusahaan-perusahaan tersebut membayar biaya yang semakin besar sebagai kompensasi atas dampak perubahan iklim," kata Woo Won-shik.
Meski penggunaan plastik meningkat tajam, Kementerian Lingkungan Hidup belum menyiapkan langkah apa pun terhadap pesatnya peningkatan plastik K-pop. Pihaknya juga belum mengatur produk dan barang plastik yang sulit didaur ulang.
"Kami secara komprehensif mengatur produk dan barang plastik yang sulit didaur ulang dan belum membahas perbaikannya secara terpisah," tegasnya.
Sementara itu, Kpop4Planet, inisiatif iklim digital yang dipimpin oleh fandom K-pop global, mengatakan strategi pemasaran perusahaan hiburan yang memanfaatkan loyalitas penggemar untuk memaksimalkan keuntungan, telah mendorong produksi sampah plastik secara masal.
"Penggemar K-pop cenderung membeli puluhan hingga ratusan album setelah dirilis untuk meningkatkan penjualan artis dan mengumpulkan kartu foto yang menampilkan anggota berbeda untuk mendapatkan peluang lebih tinggi memenangkan tiket acara penggemar," kata juru kampanye Park Jin-hui kepada The Korea Times, Selasa (24/10/2023).
Menurut survei Kpop4Planet pada tahun 2021, sebanyak 95,6 persen responden mengatakan perusahaan hiburan bertanggung jawab atas tindakan iklim industri K-pop, ketika banyak jawaban diperbolehkan, diikuti oleh fandom dan artis, masing-masing sebesar 59,4 dan 39,5 persen.
Dari hasil survei tersebut, mereka mendesak perusahaan untuk menawarkan 'opsi album ramah lingkungan' dalam penjualan album, di mana penggemar dapat memilih untuk membayar album sebanyak yang mereka inginkan sambil hanya menerima beberapa album fisik untuk meminimalkan pemborosan yang berlebihan.
Lebih lanjut, Kementerian Lingkungan Hidup tidak memiliki rencana untuk menegakkan peraturan terhadap perusahaan hiburan untuk mengurangi sampah plastik atau memasukkan album musik ke dalam daftar produk yang harus diawasi karena kemasannya yang berlebihan.
"Mengingat popularitas global K-pop, perusahaan hiburan harus meningkatkan standar manajemen ESG mereka dan kementerian lingkungan hidup harus mengambil tindakan pencegahan," ujar Woo.