Khawatir Tidak Dikenali Bila Tewas Selama Konflik, Keluarga di Gaza Pakai Gelang Pengenal

ERA.id - Sejumlah keluarga di Gaza memutuskan untuk memakai gelang pengenal sebagai tanda dari anggota keluarganya selama konflik Israel-Hamas masih berlangsung. Pemakaian gelang pengenal ini bertujuan agar anggota keluarga bisa mengenali satu sama lain bila tewas akibat serangan Israel.

Keluarga El-Daba memutuskan untuk memakai gelang pengenal sebagai identitas keluarganya di tengah konflik Israel-Hamas yang memanas. Ia berusaha mengurangi risiko terkena serangan Israel selama pemboman terberat yang pernah terjadi di Gaza.

Selain memakai gelang pengenal, dia memutuskan untuk memecah belah keluarganya untuk mencegah mereka semua meninggal dalam satu serangan. Dia mengatakan istrinya Lina, menjaga dua putra dan dua putri mereka di Kota Gaza di utara dan dia pindah ke Khan Younis di selatan bersama tiga anak lainnya.

El-Daba mengatakan dia bersiap menghadapi kemungkinan terburuk. Dia membeli gelang tali biru untuk anggota keluarganya dan mengikatnya di kedua pergelangan tangan.

“Jika terjadi sesuatu, dengan cara ini saya akan mengenali mereka,” katanya, dikutip Reuters, Kamis (26/10/2023). 

Selain keluarga El-Daba, keluarga Palestina lainnya juga membeli atau membuat gelang untuk anak-anak mereka atau menuliskan nama mereka di lengan mereka.

Pemakaman massal telah diizinkan oleh ulama Muslim setempat. Sebelum dimakamkan, petugas medis menyimpan gambar dan sampel darah orang mati dan memberi nomornya.

Militer Israel telah memerintahkan warganya untuk meninggalkan bagian utara Jalur Gaza, salah satu tempat terpadat di dunia, dan menuju ke selatan karena lebih aman. Namun serangan udara telah menghantam daerah kantong yang dikuasai Hamas.

“IDF (Pasukan Pertahanan Israel) telah mendorong penduduk Jalur Gaza utara untuk pindah ke selatan dan tidak tinggal di sekitar sasaran teror Hamas di Kota Gaza,” kata seorang juru bicara IDF.

“Tetapi, pada akhirnya, Hamas telah menempatkan dirinya di antara penduduk sipil di seluruh Jalur Gaza. Jadi, di mana pun sasaran Hamas muncul, IDF akan menyerangnya untuk menggagalkan kemampuan teroris kelompok tersebut, sambil mengambil tindakan pencegahan yang layak untuk mengurangi dampak buruknya kepada warga sipil yang tidak terlibat,” sambungnya. 

Militer Israel mengintensifkan pemboman di Gaza selatan semalam setelah salah satu hari paling mematikan bagi warga Palestina sejak 7 Oktober. 

Para pemimpin dunia telah menyerukan penghentian pertempuran untuk memungkinkan bantuan masuk ke daerah kantong yang terkepung, yang kehabisan air, makanan, bahan bakar dan juga obat-obatan. 

Sebanyak 756 warga Palestina, termasuk 344 anak-anak, tewas dalam 24 jam terakhir, kata kementerian kesehatan Gaza pada hari Rabu.

Dikatakan setidaknya 6.546 warga Palestina telah tewas akibat pemboman Israel sejak 7 Oktober, termasuk 2.704 anak-anak.