Rumah Sakit di Gaza Darurat Bahan Bakar, Menlu RI: Waktu yang Tersisa Kurang dari 48 Jam!

ERA.id - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mendesak agar pasokan bahan bakar bisa masuk Gaza untuk operasional Rumah Sakit Indonesia yang digerakkan oleh relawan MER-C.

"Dari komunikasi kita dengan relawan MER-C yang ada di lapangan, diperoleh informasi bahwa waktu yang tersisa adalah kurang lebih 48 jam sejak tadi pagi, sebelum generator utama (rumah sakit itu) mengalami shut down (mati),” kata Retno dalam konferensi pers di Jakarta, dikutip Antara, Kamis (2/11/2023).

Sisa waktu itu pun membuat Indonesia terus mengupayakan masuknya bahan bakar, air bersih, dan bahan pokok yang sangat diperlukan oleh penduduk Gaza di tengah pertempuran yang terus berlangsung antara Israel dan kelompok perlawanan Palestina Hamas.

“Dengan situasi sekarang ini, kita intensifkan komunikasi agar bahan bakar dapat segera masuk ke Gaza dengan alasan kemanusiaan. Sekali lagi dengan alasan kemanusiaan,” ujar Retno.

Kementerian Kesehatan Palestina merilis peringatan bahwa generator utama di dua rumah sakit di Gaza, yaitu RS Al Syifa Medical Complex dan RS Indonesia, akan mati jika tidak ada tambahan pasokan bahan bakar.

Pasokan bahan bakar menjadi sangat penting agar kedua rumah sakit tersebut bisa terus beroperasi untuk merawat para korban konflik Israel-Palestina.

"Desakan ini disampaikan agar bahan bakar bisa masuk untuk tujuan kemanusiaan, salah satunya untuk rumah sakit. Karena dalam hitungan jam, Gaza akan kehabisan bahan bakar dan rumah sakit tidak bisa berfungsi,” ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Lalu Muhamad Iqbal.

Relawan organisasi kemanusiaan MER-C pada Selasa (31/10) mengabarkan bahwa militer Israel masih terus menyerang Jalur Gaza baik melalui laut, darat, maupun udara, di wilayah yang menjadi tempat tinggal mereka saat ini.

Seorang relawan MER-C bernama Fikri Rofiul Haq menyebutkan militer Israel bahkan menargetkan bangunan-bangunan tempat tinggal yang berada tidak jauh dari rumah sakit.

Menurut laporan warga setempat, ada sebuah bangunan tempat tinggal yang hancur rata dengan tanah yang berjarak hanya ratusan meter dari rumah sakit sehingga menyebabkan puluhan warga mengungsi ke rumah sakit itu.

Sampai saat ini sudah dua ribu warga Gaza mengungsi di RS Indonesia.

Menurut Fikri, korban jiwa akibat serangan Israel telah mencapai delapan ribu orang dengan 3.100 diantaranya anak-anak dan 1.800 adalah perempuan, sedangkan korban luka mencapai 19 ribu orang yang juga didominasi anak-anak dan perempuan.

"RS Indonesia saat ini memberikan layanan rawat inap bagi sekitar 200 dari 3.000 korban yang mengalami luka," ujar Fikri.