Keuntungan Memanfaatkan Teknologi AI dalam Melestarikan dan Mempromosikan Budaya Indonesia

ERA.id - Menyoroti perkembangan teknologi, khususnya kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI), Anggota Komisi X DPR RI, Ferdiansyah, menungkap hal itu bisa dimanfaatkan untuk melestarikan dan mempromosikan budaya Indonesia.

Ferdiansyah menyoroti empat pilar utama dalam bidang kebudayaan, yakni pemanfaatan, pembinaan, pengembangan, dan pelindungan dengan memanfaatkan teknologi. Ia menekankan pentingnya eksploitasi teknologi dalam konteks pemanfaatan budaya, bukan hanya eksplorasi.

"Sekarang kan kita ketahui budaya kan ada macam-macam, ada 4 pilar di bidang kebudayaan itu ada pemanfaatan, pembinaan, pengembangan dan pelindungan. Nah selama ini kita adanya teknologi nampaknya belum dieksploitasi, bukan dieksplorasi saja, tapi tindak lanjutnya harus dieksploitasi dalam konteksnya pemanfaatan," ujarnya dalam acara Sosialisasi Peran Artificial Intelliegence (AI) Dalam Kemajuan Budaya di Tasikmalaya, Jumat (3/11/2023).

Ia berpendapat bahwa teknologi harus dijadikan alat untuk menghidupkan kembali dan memvisualisasikan sejarah budaya, seperti Borobudur, melalui animasi, lukisan, atau videografi.

"Yang juga kita inginkan dalam hal menganalisis. Adanya teknologi misalnya menganalisis batu A ini menandakan benar gak sudah berusia 1.000 tahun. Ya paling tidak dengan adanya teknologi ini bisa memperkecil kesalahan. Yang ketiga daya tarik bagi kaum milenial. Kalau kita tampilkan begitu saja, kapan milenial akan tertarik terhadap budaya, apalagi dalam konteks Pemajuan Kebudayaan. Yang keempat ini sebagai pemanfaatan juga, daerah tujuan wisata. Daerah tujuan wisata kan jadi tidak kalah pentingnya. Atau tempat tujuan wisata sifatnya bagaimana, bisa online bisa offline," tambahnya.

Anggota Komisi X DPR RI, Ferdiansyah (Dok. Istimewa)

Selain itu, dalam hal analisis benda-benda bersejarah, teknologi juga dapat memberikan kontribusi penting untuk menentukan usia dan asal-usulnya dengan lebih akurat. Hal ini dapat membantu mengurangi kesalahan dalam penanggalan.

Ferdiansyah juga menyoroti pentingnya menjadikan budaya menarik bagi generasi milenial. Dia berpendapat bahwa presentasi budaya harus dilakukan dengan cara yang menarik dan relevan bagi generasi muda.

Rencana ini menunjukkan komitmen Ferdiansyah dalam menjaga dan memajukan warisan budaya Indonesia dengan memanfaatkan potensi teknologi secara maksimal.

Terakhir, ia menekankan peran teknologi dalam mempromosikan daerah tujuan wisata. Dengan pemanfaatan kecerdasan buatan (artificial intelligence), wisatawan dapat menjalani pengalaman wisata virtual sebelum mengunjungi tempat tersebut secara fisik, yang dapat menjadi lebih efisien dan informatif.