AS Tuding Hamas Ingin Lakukan Genosida Israel, Gedung Putih: Mereka Ingin Israel Dihapus dari Peta

ERA.id - Gedung Putih menuduh kelompok militan Hamas berniat untuk melakukan genosida terhadap Israel. Tuduhan itu mengacu pada keinginan Hamas menghapus Israel dari peta dunia.

Juru bicara Dewan Kemanan Nasional AS, John Kirby, menuduh Hamas memiliki niat untuk melakukan genosida terhadap Israel. Hal itu dinilai Kirby sebagai salah satu alasan konflik Israel-Hamas terus berlanjut.

"Hamas sebenarnya mempunyai niat melakukan genosida terhadap rakyat Israel. Mereka ingin melihatnya dihapus dari peta, mereka sengaja mengatakannya. Itulah yang dipertaruhkan di sini," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby, dikutip Jarusalem Post, Rabu (8/11/2023).

Pernyataan John Kirby itu menysul kritik tajam atas dukungan Presidan AS Joe Biden terhadap tindakan Israel dalam konflik di Gaza. Joe Biden sebelumnya menolak seuran gencatan senjata yang diajukan oleh PBB.

Perwakilan AS Rashida Tlaib (D-MI), yang merupakan keturunan Palestina, menuduh Biden mendukung genosida rakyat Palestina dalam video yang dia posting di akun X-nya.

Video tersebut memuat nyanyian dari unjuk rasa pro-Palestina yang menyerukan penghancuran negara Israel melalui nyanyian, "from the river to the sea.”

Kirby, dalam membela kampanye militer Israel, mengakui kenyataan menyakitkan atas kematian warga sipil Palestina di Gaza.

“Kami juga mendoakan, dalam satu bulan ini, ribuan warga Palestina tak berdosa yang terbunuh dalam konflik sejak 7 Oktober dan banyak lagi yang terluka dan terluka,” katanya.

Namun dia menolak tuduhan bahwa tindakan Israel di Gaza semata-mata ditujukan untuk membunuh orang yang tidak bersalah. Dia merujuk pada pembelaan tersebut, pembunuhan Hamas terhadap lebih dari 1.400 orang dan penyanderaan lebih dari 240 orang ketika mereka menyusup ke Israel selatan pada tanggal 7 Oktober.

“Kita tidak boleh melupakan apa yang terjadi satu bulan lalu, 1.400 orang dibantai di rumah mereka (dan) di sebuah festival musik,” kata Kirby.

“Ketika Hamas memutuskan untuk melakukan operasi, hal itu dilakukan dengan tujuan membunuh orang,” tegasnya, seraya menggarisbawahi sejauh mana kelompok teror tersebut menggunakan warga sipil sebagai tameng manusia.

Kirby lantas mengatakan selama konflik terjadi, menentukan target sasaran sangatlah sulit. Dia juga menilai Israel berhak membela dan mempertahankan diri atas ancaman yang mengintai nyawa warga sipil.

Menurut data resmi Kementerian Kesehatan Palestina, lebih dari 10 ribu orang tewas dalam konflik Israel-Hamas, termasuk 3.900 anak-anak dan wanita. Sementara Israel mengkalim jumlah korban tewas lebih dari 1.500 jiwa sejak konflik pecah pada 7 Oktober 2023.