Diduga Dukung Israel Selama Konflik, Parlemen Turki Boikot Coca-Cola dan Nestle: Tidak Akan Dijual
ERA.id - Parlemen Turki melakukan boikot terhadap produk Coca-Cola dan Nestle daro restoran karena diduga mendukung Israel selama konflik di Gaza. Kedua produk itu tidak akan tersedia di sejumlah restoran hingga kedai minuman.
"Produk perusahaan yang mendukung Israel tidak akan dijual di restoran, kafetaria, dan kedai teh di kampus parlemen," kata Majelis Agung Nasional Turki, dikutip Reuters, Rabu (8/11/2023).
Juru bicara Numan Kurtulmus mengambil keputusan tersebut, untuk "mendukung kepekaan masyarakat mengenai pemboikotan produk-produk perusahaan yang secara terbuka menyatakan dukungan mereka terhadap kejahatan perang (dan) pembunuhan orang-orang tak berdosa yang dilakukan Israel di Gaza".
Sebuah sumber di parlemen mengatakan minuman Coca-Cola dan kopi instan Nestle adalah satu-satunya merek yang dihapus dari menu, dan menambahkan bahwa keputusan tersebut dimaksudkan untuk menanggapi "kemarahan besar masyarakat terhadap perusahaan-perusahaan ini" karena mendukung Israel.
Sayangnya pihak perlemen tidak memberi rincian bagaimana kedua perusahaan itu memberi dukungan kepada Israel. Begitu pun dengan pihak perusahaan yang menolak mengomentari hal tersebut.
Bulan lalu Nestle mengatakan pihaknya menutup sementara salah satu pabrik produksinya di Israel sebagai “tindakan pencegahan”, dan menjadi raksasa produk konsumen pertama yang mengumumkan tanggapan terhadap perang tersebut.
Aktivis Turki dalam beberapa hari terakhir menyebut kedua perusahaan tersebut dalam postingan media sosial yang menyerukan boikot terhadap barang-barang Israel dan perusahaan-perusahaan Barat yang mereka pandang mendukung Israel.
Langkah parlemen Turki ini merupakan langkah pertama yang dilakukan pemerintah atau organisasi besar yang menargetkan merek-merek besar global setelah konflik selama sebulan antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas.
Di tempat lain, serikat pekerja pelabuhan Barcelona menolak untuk memuat dan membongkar material militer apa pun di tengah konflik di Gaza, sementara serikat pekerja transportasi Belgia menolak menangani peralatan militer yang dikirim ke Israel.
Selama sebulan terakhir, Presiden Turki Tayyip Erdogan dan pemerintahannya mengkritik tajam serangan Israel di Gaza dan dukungan Barat terhadap Yerusalem.
Israel telah membombardir Gaza sejak serangan Hamas di Israel selatan sebulan lalu, ketika para pejuangnya menewaskan 1.400 orang dan menyandera 240 orang.
Pejabat kesehatan Gaza mengatakan serangan Israel telah menewaskan lebih dari 10.000 warga Palestina, termasuk sekitar 4.100 anak-anak.
Ratusan ribu warga Turki turun ke jalan untuk memprotes operasi Israel di Gaza selama sebulan terakhir.