Khashoggi Dihabisi oleh Tim Elite Kerajaan
Mengutip sumber anonim dari intelijen keluarga kerajaan, pada laman website Middle East Eye mengatakan, ada sebuah tim elite yang terdiri dari 50 orang personel militer dengan kemampuan tempur dan intelijen terbaik dari kerajaan Arab.
Intelijen Amerika Serikat (AS) menyebut pasukan khusus yang bernama Firqat el-Nemr sebagai Tim Harimau atau Tiger Squad. Pasukan elite ini dibentuk satu tahun lalu. Anggotanya tak hanya andal dalam hal kemiliteran tetapi juga amat loyal kepada sang putra mahkota yang biasa disapa MBS.
Secara detil Tim Harimau ini digambarkan memiliki misi untuk memburu dan membunuh para pembangkang kerajaan Saudi dengan cara rahasia. Mereka dapat menjalankan misi tersebut baik di dalam maupun luar negeri dengan cara yang tak terdeteksi oleh media maupun dunia internasional atau para politisi.
"Para pemimpin Saudi yakin menangkapi para pengkritik ini akan meningkatkan tekanan terhadap pemerintah. Sehingga, mereka mulai membunuh targetnya secara diam-diam," ujar sang sumber seperti dikutip Middle East Eye, Rabu (24/10/2018).
Dalam menjalankan misinya, Tim Harimau ini memiliki berbagai variasi dan tak sungkan untuk 'mengotori tangan' mereka dengan cara yang cukup sadis. Atau dengan perencanaan yang sangat matang, hingga tampak seperti sebuah kecelakaan mobil atau kebakaran rumah.
Sebelumnya, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyebut pembunuhan kolumnis Washington Post, Jamal Khashoggi di gedung Konsulat Arab Saudi di Istanbul telah direncanakan lebih dulu secara matang.
"Untuk melakukan dan menyembunyikan pembunuhan kejam jelas melawan nurani kemanusiaan," kata Erdogan dalam pernyataannya di hadapan parlemen Turki, seperti dilansir BBC, Selasa (23/10)
Diungkapkan juga oleh Erdogan bahwa otoritas Saudi telah memberikan daftar 18 tersangka yang ditahan di Saudi, sebagai bagian dari penyelidikan mereka sendiri. Daftar itu terdiri atas 15 warga Saudi yang telah diidentifikasi oleh otoritas Turki sebelumnya, ditambah tiga orang lainnya yang belum diungkap identitasnya.
"Kami memiliki petunjuk sangat kuat bahwa ini bukanlah insiden, tapi bahwa ini direncanakan," tegas Erdogan saat itu.