Tolak Pemindahan Paksa Warga Palestina di Gaza, China: Penting Mematuhi Hukum Internasional!
ERA.id - Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Mao Ning mengatakan China akan mengajukan proposal perdamaian soal Gaza berisi penolakan pemindahan paksa warga Palesina oleh Israel.
"Saat ini adalah melaksanakan sepenuhnya resolusi Dewan Keamanan dan Majelis Umum PBB yang relevan dan segera mencapai gencatan senjata. Sangat penting untuk mematuhi hukum internasional, khususnya hukum humaniter internasional dan China menentang pemindahan paksa dan relokasi warga sipil Palestina," kata Mao Ning, dikutip Antara, Rabu (22/11/2023).
Hal tersebut menurut Mao Ning telah disampaikan oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) Wang Yi saat menemui utusan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dan Liga Arab yang berasal dari Menlu Indonesia, Arab Saudi, Yordania, Mesir, Palestina dan Sekjen OKI pada Senin (20/11) untuk menggalang dukungan dari negara-negara anggota tetap Dewan Keamanan (DK PBB) agar gencatan senjata dapat dilakukan.
"Selama kunjungan bersama para menteri luar negeri Arab-Islam ke China, kami menguraikan proposal kami untuk mengatasi krisis saat ini di Gaza dan menyelesaikan masalah Palestina," tambah Mao Ning.
Menurut Mao Ning, China dengan tegas berpendapat bahwa setiap aturan soal nasib Palestina pada masa depan dan harus didasarkan pada persetujuan rakyat Palestina dan mengakomodasi kepentingan negara-negara kawasan.
"Jawaban akhir atas masalah Palestina terletak pada penerapan solusi dua negara," ungkap Mao Ning.
Selain bertemu dengan Menlu Wang Yi, utusan OKI dan Liga Arab juga bertemu dengan Wakil Presiden Han Zheng.
"Delegasi menjadikan China sebagai perhentian pertama mereka untuk mediasi internasional yang mencerminkan kepercayaan mereka terhadap China dan tradisi saling memahami dan mendukung antara kedua belah pihak," ujarnya.
Dalam pertemuan itu, Mao Ning menyebut China sebagai presiden bergilir Dewan Keamanan PBB pada November 2023 akan memperkuat koordinasi dengan negara-negara Arab dan Islam untuk mendorong tindakan DK PBB lebih bermakna terhadap situasi di Gaza.
"Masalah Palestina adalah inti permasalahan Timur Tengah. Tanpa penyelesaian yang adil atas permasalahan Palestina, perdamaian dan stabilitas yang langgeng akan sulit terwujud di Timur Tengah dan para menlu tersebut juga menantikan koordinasi yang lebih erat dengan China untuk mencegah peningkatan krisis dan memulai kembali proses perundingan damai," kata Mao Ning.
China adalah salah satu anggota tetap DK PBB bersama dengan empat negara lainnya, yakni Amerika Serikat, Inggris, Rusia dan Prancis.
Usai dari China, para Menlu OKI selanjutnya akan terbang ke Moskow untuk menggalang dukungan serupa.
Sebelumnya diberitakan tank-tank Israel mengepung RS Indonesia di Gaza di mana sedikitnya 12 orang tewas dalam serangan Israel sejak Senin pagi waktu setempat. RS Indonesia merupakan satu-satunya rumah sakit yang berfungsi sebagian di Kota Gaza dan Gaza utara lantaran rumah sakit lainnya di kota itu, termasuk Rumah Sakit Al-Shifa yang saat ini dikendalikan militer Israel, tak lagi beroperasi.
Israel terus menerus menggempur Jalur Gaza lewat darat maupun udara menyusul serangan lintas batas yang diluncurkan kelompok Palestina Hamas pada 7 Oktober. Pihak berwenang di Gaza pada Senin mengatakan jumlah korban tewas akibat agresi Israel yang masih berlangsung hingga kini melonjak menjadi lebih dari 13.300 orang.
Lewat pernyataan kantor media pemerintah di Gaza mengatakan jumlah korban tewas itu mencakup 5.600 anak dan 3.550 perempuan. Angka itu juga termasuk 201 staf medis, 22 anggota tim penyelamat dan 60 wartawan.
Ribuan bangunan, termasuk rumah sakit, masjid dan gereja, rusak dan hancur akibat agresi Israel terhadap wilayah kantong Palestina yang terkepung tersebut. Sementara itu, korban tewas di pihak Israel mencapai sekitar 1.200 orang, menurut data resmi.