Wapres Panama Bertemu Ketua DPR RI
This browser does not support the video element.
Kedatangan Isabel yang juga merupakan Menteri Luar Negeri Republik Panama guna membahas hubungan dagang antara Indonesia dan Panama. Pembahasan ini dianggap penting karena Panama adalah kunci masuk perdagangan Indonesia ke negara Amerika Latin.
"Ada beberapa hal yang kita bicarakan. Pertama ajakan penama untuk terus meningkatkam hubungan dagang kedua negara. Karena selama ini bagi Indonesia Panama merupakan kunci dagang Indonesia untuk memasuki daerah-daerah Amerika latin," kata Bambang.
Dengan adanya hubungan dagang ini, Politikus Partai Golkar ini berharap Indonesia mendapatkan keuntungan, yakni tidak dikenakannya pajak oleh Panama kepada Indonesia ketika mengirimkan barang dagangannya ke Amerika Latin.
"Jadi pergerakan ekomoni kita memang melalui Panama, kemudian baru menyebar ke Amerika Latin dan Eropa, dan itu keuntungan yang di dapat oleh Indonesia adalah dengan Panama ke negara-negara itu tidak lagi dikenakan pajak," tuturnya.
Panama Papers juga dibahas
Selain masalah perdagangan, Bambang berkata, pertemuan ini memahas tentang Panama Papers atau dokumen Panama. Katanya, keterbukaan Panama ini tidak berarti menjadikan negara tersebut sebagai surga bagi para pemilik uang ilegal.
"Tadi kami juga menyinggung soal Panama Papers yah, beliau juga menjelaskan sebetulnya justru keterbukaan yang diberikan Panama tidak ada tempat bagi orang-orang di manapun di seluruh dunia, dan Panama bukan surga bagi orang-orang yang memiliki uang ilegal," ucapnya.
"Jadi nama-nama yang tersebar di Indonesia itu berasal dari bank-bank yang bukan milik Panama, dia hanya mendirikan kantor di Panama tetapi sebenarnya kependudukannya bukan di Panama. Tetapi oleh pihak Panama karena keterbukananya akhinya di share secara terbuka namun sesungguhnya dana-dana itu tidak tersimpan di Panama tetapi di bank-bank perwakilan di luar Panama yang kantornya ada di Panama," jelasnya.
Sekedar informasi, Panama Papers merupakan kumpulan 11,5 juta dokumen rahasia yang dibuat oleh penyedia jasa perusahaan asal Panama, Mossack Fonseca. Dokumen ini berisi informasi rinci mengenai lebih dari 214.000 perusahaan luar negeri, termasuk identitas pemegang saham dan direkturnya. Di antara dokumen itu, sempat ada beberapa nama dari Indonesia yang bocor.