Polisi Jelaskan Kronologi Kasus Anak SD di Sukabumi Diduga Dibully hingga Tangannya Patah
ERA.id - Polisi masih menyelidiki kasus siswa sekolah dasar (SD) di Sukabumi, Jawa Barat, Leon yang diduga menjadi korban perundungan di sekolahnya hingga menyebabkan tangannya patah.
Kapolres Sukabumi Kota AKBP Ari Setyawan Wibowo menjelaskan peristiwa perundungan itu terjadi terjadi pada Februari 2023 lalu. Setelah itu, keluarga Leon dan terduga terlapor melakukan mediasi.
Namun, penyelesaian kasus secara kekeluargaan ini tidak menemukan titik temu.
"Namun seiring berjalannya adanya kegiatan mediasi atau penyelesaian secara kekeluargaan tidak ada titik temu sehingga pada tanggal 16 Oktober, pelapor melaporkan ke polres Sukabumi kota terhadap dugaan tindak pidana yang terjadi tersebut," kata Ari kepada wartawan dikutip Sabtu (9/12/2023).
Polisi lalu menelusuri kasus ini dan telah memeriksa 10 orang saksi. Beberapa saksi yang telah diperiksa itu di antaranya pelapor, korban, terduga pelaku, dan pihak sekolah.
Ahli psikologi dan dokter bedah juga telah dimintai keterangan untuk menangani kasus dugaan perundungan ini.
"Kemudian tindak lanjut ke depan ini kita akan melaksanakan gelar perkara dan juga melaksanakan pemeriksaan tambahan, melakukan konfrontir terhadap korban maupun terduga pelaku," ucapnya.
Ari pun memastikan polisi akan menangani kasus ini secara profesional. Dia lalu mendoakan Leon agar bisa cepat pulih.
Sebelumnya, seorang siswa SD di Sukabumi, Jawa Barat, diduga dibully hingga mengalami patah tulang. Dugaan perundungan itu dibagikan oleh pengacara Mellisa Anggraini dalam cuitannya di X atau Twitter. Dalam cuitan itu, Mellisa mengatakan korban bernama Leon mengalami perundungan selama 12 bulan di sekolah.
"Saya ingin bercerita tentang kasus kekerasan terhadap anak di Sukabumi Kota bernama Leon, 12 bulan Leon mengalami perundungan dilingkungan sekolah, sampai akhirnya 7 bulan lalu lengannya harus dioperasi karena patah didorong dan dihantam oleh teman sekolahnya," kata Mellisa dalam cuitan di X-nya, @MellisA_An, Jumat (8/12).
Pasca lengannya patah, pihak sekolah tidak langsung membawa Leon ke rumah sakit. Mereka justru membuat skenario palsu demi menjelaskan ke pihak keluarga Leon atas insiden yang terjadi.
Bahkan, kata Mellisa, orang tua pelaku perundungan itu justru datang lebih dulu dari pada keluarga Leon. Mellisa juga mengatakan selama di unit kesehatan sekolah (UKS), Leon dipaksa untuk menghapal skenario yang dibuat guru di sekolah untuk diceritakan lagi ke orang tuanya.